Minggu, 05 Februari 2012

Akibat Buruk Dari Kedzaliman

Posted by iloveAllaah.com Editor • 23/12/2010 •


Jangan lupa membagikan artikel ini setelah membacanya





Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du:

Di antara dosa besar yang diharamkan oleh Allah terhadap para hambaNya dan memberikan sanksi atasnya baik di dunia dan akherat adalah perbuatan zalim. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang lalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. QS. Ibrahim: 42.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kelaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui. QS. Al-Naml: 52.

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Dzar ra bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalambersabda meriwayatkan firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Wahai hambaku sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diriKu maka Aku menjadikannya di antara kelian sebagai perbuatan yang haram maka janganlah saling menzalimi”.[1]

Kezaliman itu terbagi menjadi tiga bagian:

Pertama: Kezaliman seorang hamba terhadap dirinya sendiri dengan berbuat kekufuran, kesyirikan dan kemunafiqan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.QS. Al-An’am: 82.

Maka hal itu memberatkan bagi shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam dan mereka berkata: Siapakah di antara kita yang tidak menzalimi dirinya sendiri?. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Perkaranya bukan seperti apa yang kalian sangka, dia seperti apa yang telah dikatakan oleh Lukman kepada anaknya:


قال الله تعالى : ﴿ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴾

"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar". QS. Lukman: 13[2]

Pelaku kezaliman semacam ini tidak akan mendapat ampunan dari Allah jika pelakunya meninggal dalam keadaan mempersekutukan Allah, bahkan dia akan dilaknat dan dijauhkan dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala seperti yang sebutkan oleh Allah di dalam kitab Allah subhanahu wa ta’ala yang diturunkan pada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam:


قال الله تعالى : ﴿أَلاَ لَعْنَةُ اللهِ عَلَى الظَّالِمِينَ﴾

Dan Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang lalim. QS. Hud: 18

Kedua: Kezaliman antara seorang hamba dengan yang lain. Dan kezaliman ini memiliki wujud yang sangat banyak, di antaranya: memakan harta orang lain secara bathil atau dengan kezaliman dan melampaui batas, seperti memakan harta anak yatim, tidak memberikan gaji kepada pekerja atau mengurangi upah mereka, mencuri, menipu, riba dan yang lainnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


قال الله تعالى : ﴿وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ﴾

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil”. QS. Al-Baqarah: 188.

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jabir ra bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalambersabda, “Takutlah kepada kezaliman karena kezaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat”.[3]

Di antara bentuk kezaliman antara seorang hamba dengan yang lainnyaa adalah mengambil tanah orang lain. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalambersabda, “Barangsiapa yang mengambil satu jengkal dari tanah seseorang secara zalim maka Allah akan membebankannya tujuh lapis bumi”.[4]

Makna kata Thawwaqahu adalah menjadikannya sebagai beban pada lehernya, bukan dari satu lapisan tanah akan tetapi dari tujuh lapisan tanah, semoga Allah menjaga kita darinya.

Bentuk kezaliman di antara sesama manusia adalah dengan membunuh orang lain, memukul dan mencelanya. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah ra bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Dua golongan dari penghuni neraka yang belum aku saksikan: Suatu kaum yang memiliki cemeti seperti ekor sapi untuk memukul orang lain dengannya”.[5]

Dan apa yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi, semoga Allah melaknat mereka, terhadap saudara-saudara kita dari kaum muslimin, penduduk Palestina seperti pembunuhan, pengusiran dan menerjang kehormatan orang adalah kezaliman yang paling buruk dan besar. Tindakan seperti ini bukanlah asing bagi mereka. Mereka adalah kaum pembunuh para Nabi alaihimus salam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar." QS. Ali Imron: 181.

Di antara bentuk kezaliman terhadap orang lain adalah menuduh mereka dengan perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;


“Dan barang siapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.”. QS. Al-Nisa’; 112.

Di antara bentuk kezaliman sesama manusia adalah menahan diri membayar hutang padahal mampu artinya menahan menunaikan hak yang sebenarnya wajib ditunaikan. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Menahan pembayaran hutang pada saat mampu adalah kezaliman”.[6]

Maka orang yang memilki tanggungan hutang pada seseorang dan mampu membayarnya maka janganlah dia menahan pembayaran hutang sebab dia termasuk mengulur-ulur pembayaran hutang dan termasuk perbuatan zalim.

Di antara bentuk kezaliman lainnya adalah menzalimi wanita pada hak-hak yang semestinya didapatkannya baik maskawin, nafaqah dan pakaian atau menguasai hartanya dan contoh yang lainnya, dan barangsiapa yang telah terjebak ke dalam kezaliman maka hendaklah dia segera bertaubat dan kembali kepada Allah dan janganlah dia tertipu dengan terlambatnya siksa atas dirinya sebab Allah akan memperlambat siksa dan tidak meremehkan.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Musa Al-Asy’ari berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allah menangguhkan siksa bagi pelaku kezaliman dan apabila Dia menyiksanya maka orang itu tidak akan bisa terlepas”. Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam membaca firman Allahsubhanahu wa ta’ala:


قال الله تعالى : ﴿ وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ ﴾

“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.”. QS. Hud: 102.[7]

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Abi Bakroh bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalambersabda, “Tidak ada suatu dosa yang lebih layak untuk disegerakan siksanya di dunia oleh Allah subhanahu wa ta’ala ditambah dengan apa yang dipersiapkan oleh Allah berupa siksa di akherat kecuali dosa perzinahan dan memutuskan silaturrahmi”.[8]

Ibnu Taimiyah rahimhullah berkata, “Manusia tidak pernah berselisih pendapat bahwa akibat kezaliman itu sangat fatal, dan akibat keadilan itu sangat mulia, dan diriwayatkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan menolong suatu negara yang adil sekalipun dia negara kafir, dan Dia tidak akan menolong negara yang zalim sekalipun dia muslim”.[9]

Doa’ orang yang dizalimi ini sangat mustajab, sebgaimana disebutkan di dalam riwayat Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Abi Hurairah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Tiga orang yang do’anya itu tidak tertolak Pemimpin yang adil, orang yang berpusa saat dia berbuka, dan do’a orang yang dizalimi dibawa di atas awan, dibukakan baginya pintu-pintu langit dan dia berkata; Wahai Tuhanku Azza Wa Jalla: Demi Zatku yang Maha Mulia sungguh aku akan menolongmu walau setelah beberapa saat”.[10]

Bagian ketiga: Kezaliman seorang hamba terhadap dirinya dengan kemaksiatan dan dosa-dosa. Allahsubhanahu wa ta’ala berfirman:


Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri(^) dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. QS. Fathir: 32.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang Nabi Musa alaihis salam:


Musa berdoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-Qoshos: 16

Pelaku kezaliman seperti ini, yaitu kezaliman seorang seorang hamba terhadap dirinya dengan berbuat maksiat dan dosa, selain kesyirikan tergantung pada kehendak Allah, jika Allah menghendaki maka Dia akan menyiksanya dengan dosa-dosanya dan jika Allah menghendaki maka Dia mengampuniNya dan menutupi perbuatan tersebut.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memperdekatkan seorang mu’min lalu menempatkannya dalam lindunganNya dan menutupiNya dan Allah berfirman kepadaNya: Apakah engkau mengingat dosa yang ini dan apakah engkau mengetahui dosa yang ini...?. Maka hamba tersebut berkata: Aku ingat wahai Tuhanku sehingga sang hamba tersebut mengakui semua dosa-dosanya dan melihat bahwa dirinya telah binasa, maka Allah berkata kepadanya: Aku telah menutupinya bagimu saat hidup di dunia dan sekarang aku mengampuni dosa-dosamu tersebut, akhirnya dirinya diberikan buku catatan kebaikannya. Adapun orang kafir dan munafiq maka pada saksi mengatakan:

"Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang lalim. QS. Hud: 18.

Maka wajib bagi orang yang beriman untuk menjaga dirinya agar terlepas dari tanggungan hak orang lain dan meminta agar dihalalkan sebelum datangnya hari kiamat, sebab pada hari itu tidak ada yang bermanfaat baik dirham atau dinar, akan tetapi yang akan bermanfaat adalah balasan kebaikan dan keburukan.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabishalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa yang memiliki kezaliman terhadap orang lain baik dalam perkara kehormatan seseorang atau sesuatu yang lain maka hendaklah dia meminta kehalalannya sekarang sebelum tidak berlaku dinar dan dirham, jika dia memiliki amal pahala shaleh maka akan diambil dari pahala amalnya sebesar kezalimannya dan jika dia tidak memiliki kebaikan maka akan diambil dari dosa orang yang dizaliminya lalu ditimpakan kepadanya”.[11]

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi[1] Shahih Muslim: no: 2577



[2] Shahih Muslim no: 124 dan shahih Bukhari: 32.

[3] Shahih Muslim no: 2578 dan shahih Bukhari: 2447 dari riwayat Ibnu Umar

[4] Shahih Muslim no: 1672 dan shahih Bukhari: 2453

[5] HR. Muslim; no: 2128

[6] Shahih Muslim no: 2287 dan shahih Bukhari: 1564

[7] HR. Muslim: no: 2583 dan Al-Bukhari: no: 4686

[8] HR. Imam Ahmad: 5/38

[9] Majmu’ fatawa: 28/63

[10] Bagian dari hadits riwayat Imam Ahmad 13/410 no: 8043 dan Al-Muhaqiqun berkata: hadits ini shahih berdasarkan sanad periwyatan hadits dan diperkuat oleh hadits-hadits yang lain.

[11] HR. Al-Bukhari: 2449

Penawar Kebingungan dan Kebimbangan


Posted by iloveAllaah.com Editor • 29/08/2010



Jangan lupa membagikan artikel ini setelah membacanya





Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wata’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.

Amma Ba’du:

Terkadang, didalam kehidupan seorang yang beriman tidak terlepas dari kebimbangan dan kesedihan yang mengeruhkan kebeningan kehidupannya dan mematahkan kenikmatannya. Perkara ini akan menghapuskan dosa-dosanya dan mengangkat derajatnya. Selain itu, dia akan mendapat manfaat yang lain, yang paling penting adalah bahwa semua cobaan hidup ini akan mengarahkan seorang yang beriman untuk kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, bersimpuh di hadapan -Nya, bertdharru’ kepada -Nya, sehingga dengannya hati akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman, serta akan merasakan kebahagiaan dan merasa dekat dengan Allah Azza Wa Jalla, yaitu sebuah kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan.

Selain itu, semua perkara yang mengeruhkan hidup akan menjadikan seorang mu’min mengetahui kehinaan duniawi. Perasaan ini akan membawanya kepada zuhud dengan dunia dan tidak cendrung kepadanya, dia akan mementingkan akherat dengan penuh keyakinan bahwa dia lebih baik dan lebih kekal abadi, sebab tidak ada kebimbangan di dalam surga dan tidak pula kesedihan sebagaimana ditegaskan di dalam firman Allah subhanahu wata’ala:

Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (35)Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia -Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (QS. Fathir: 34-35)

Alangkah agungnya manfaat yang didapatkan bagi orang yang mengetahui hikmah Allah yang terakandung di dalamnya. Dan di bawah ini beberapa langkah yang bermanfaat untuk menghalau rasa bimbang, bingung, sedih dan berencana bagi orang yang menggunakannya secara baik:

1- Beriman dan beramal shaleh.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:


Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Nahl: 97)

Ini adalah janji Allah subhanahu wata’ala kepada orang yang beriman dan beramal shaleh bahwa Dia akan menganugarahkan kepada mereka kehidupan yang baik. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Shuhaib RA berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sungguh menakjubkan perkara seorang yang beriman, sesungguhnya segala perkara orang yang beriman itu baik, dan hal itu tidak terjadi kecuali bagi orang yang beriman, jika dia mendapatkan kebaikan maka dia bersyukur maka itu adalah lebih baik baginya, dan apabila mendapat musibah dia bersabar dan itu lebih baik baginya”.[1]




2- Kegembiraan seorang muslim karena apa yang diperolehnya berupa pahala yang agung,upah yang besar, sebagai balasan atas kesabaran dan harapan pahala dari Allah subhanahu wata’alaatas bencana-bencana yang menimpanya itu baik berupa kebimbangan duniawi dan segala bentuk musibahnya.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apa apa yang menimpa seorang muslim baik keletihan, penyakit yang akut, kebimbangan, kesedihan, gangguan, kebingungan bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapuskan dengannnya kesalahan-kesalahannya”, [2] di dalam riwayat yang lain disebutkan: Bahkan kecemasan kecuali Allah subhanahu wata’ala akan menghapuskan dengannya segala keburukan-keburukannya”,[3] di dalam riwayat yang lain disebutkan oleh Imam Muslim: Apapun yang menimpa seorang muslim baik duri atau yang lebih kecil darinya kecuali Allah akan mengangkat derajatnya dengan musibah tersebut atau dia akan dihapuskan kesalahannya”.[4]

Akhirnya seorang muslim menyadari bahwa apapun musibah yang menimpanya, baik kebimbangan dan kecemasan pada hakekatnya hal itu sebagai penghapus bagi kesalahan-kesalahannya dan tabungan bagi kebaikannya. Seorang ulama salaf berkata: Seandainya bukan karena musibah maka kita akan datang pada hari kiamat sebagai orang yang merugi. Bahkan salah seorang di antara mereka senang jika ditimpa musibah sebagaimana kesenangan mereka hidup dalam suasana sentosa.

3- Mengetahui hakekat dunia, bahwa dia fana, kesenangan yang ada padanya sangatlah sedikit, kelezatannya bisa mendatangkan kekeruhan, tidak pernah menjanjikan kecerahan bagi siapapun, jika seseorang tertawa di dunia dalam sesaat, maka orang itu menangis di dunia dalam waktu yang panjang, jika dia seseorang gembira di dunia dalam waktu yang pendek maka dia juga membuat seseorang, banyak bersedih. Allah subhanahu wata’ala berfirman:


Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);. (QS. Ali Imron: 140).

Maka hari-hari bergilir satu hari untuk kemenangan dan di hari yang lain penderitaan. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallambersabda: Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir”.[5]

Dunia juga sebagai ladang kelelahan, gangguan, kebingungan, kecemasan maka seorang yang beriman akan merasa tenang setelah meninggalkannya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Qotadah bahwa jenazah seseorang melewati Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: Tenang dan orang lain tenang darinya”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah apa yang anda maksudkan dengan kata tenang dan orang lain tenang darinya?. Maka beliau bersabda:Seorang hamba yang beriman akan tenang terlepas dari keletihan duniawi dan gangguannya menuju rahmat Allah sementara hamba yang bejat akan membuat manusia, negeri, pohon dan hewan akan tenang dengan kepergiannya”.[6]

Inilah makna tentang hakekat dunia yang disadari oleh orang yang beriman maka dengan kesadaran ini segala musibah dan kebimbangan akan menjadi enteng, sebab dia menyadari bahwa itulah hakekat dunia.

4- Kebimbangan dan kecemasan yang terjadi dunia ini akan membuat jiwa ini tercerai berai, memporak-porandakan kekuatannya, namun jika seseorang menjadikan orientasinya mengarah kepada akheratmaka Allah subhanahu wata’ala akan mengumpulkan kekuatannya dan tekadnya akan dimantapkan. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammadshalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang menjadikan negeri akherat sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan Dia akan mengumpulkan segala kekuatannya sementara dunia ini akan datang mengejarnya dengan penuh ketundukan, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya dan mencerai beraikan kekuatannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya”.[7]

5- Berdo’a

Langkah ini adalah penawar yang paling ampuh dalam menghilangkan kebimbangan dan kebingungan. Allahsubhanahu wata’ala berfirman:


Dan apabila hamba-hamba -Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada -Ku, (QS. Al-Baqarah: 186).

Allh subhanahu wata’ala berfirman:


Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. (QS. Thaha: 25).

Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’aladari segala kebimbangan dan kesedihan. Diriwayatkan oleh Al-Buhkari di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik berkata : Aku menjadi pembantu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah tangganya dan apabila beliau memasuki rumah keluarganya maka beliau bersabda:

(( اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ))

“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada -Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”[8]

Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari hadits riwayat Abdurrahman bin Abi Bakroh bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Do’a orang yang kesusahan adalah;

(( اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ )).

“Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmat -Mu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari -Mu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”[9]

Apabila seorang hamba mendengungkan do’a ini dengan hati yang sadar, niat yang benar dan dibarengi dengan usaha-usaha yang menyebabkan do’a tersebut diterima maka Allah pasti memberikan apa-apa yang dimintanya dan dia berbuat untuk mewujudkan keinginannya serta kecemasan akan berbuah kesenangan dan kegembiraan.

6- Bertawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala.

Allah S.W.T. berfirman:


Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (QS. Al-Thalaq: 3)

Artinya mencukupkan keperluannya baik dari perkara dunia atau akherat. Syekh Abdurrahman As-Sa’di berkata: Maka pada saat hati ini bergantung kepada Allah subhanahu wata’ala, berserah diri kepada -Nya, tidak menyerah pada kecemasan, tidak pula dikendalikan oleh hayalan-hayalan yang buruk, maka dia akan percaya kepada Allah, mengharap pada karunia -Nya, dengannya pula segala serpihan-serpihan kebimbangan dan kebingungan akan terusir, serta akan terbebas dari banyak jenis penyakit hati dan jasad. Hati akan merasakan kekuatan, kelapangan dan kegembiraan yang tidak bisa terlukiskan….”.[10]

Langkah-langkah untuk menggapai kebahagiaan itu ternyata sangat banyak bagi mereka yang menyadarinya, dan aku hanya menyebutkan beberapa langkah yang penting saja, dan semua langkah ini akan bertumpu pada membaca Al-Qur’an yang dibarengi dengan perenungan, dia adalah pelipur hati, cahaya bagi dada, penghapus kesedihan, penghilang segala kebimbangan dan kebingungan, obat bagi segala macam penyakit baik penyakit badan atau hati. Allah subhanahu wata’ala berfirman:


Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orangyang beriman”. QS. Fushilat: 44).

Allah subhanahu wata’ala berfirman:


Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Isro’: 82)

Maka barangsiapa yang membaca Al-Qur’an ini dengan penuh perenungan dan meresapi maknanya maka segala kecemasan dan kebimbangan akan hilang dari dirinya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:


(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah -lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ra’du: 28).

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

oleh: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi[1] HR. Muslim: no: 2999



[2] Al-Bukhari: no: 5642

[3] Muslim: no: 2573

[4] Muslim: no: 2572

[5] HR. Muslim: No: 2956

[6] Al-Bukhari: no; 1248 dan Muslim: 950

[7] Al-Turmudzi di dalam sunannya no: 2465 dan dishahihkan oleh Albani di dalam shahihul jami’us Shagir: 2/1111 no: 6516

[8] HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah dan senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.

[9] HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42. Menurut pendapat Al-Albani, hadits di atas adalah hasan dalamShahih Abu Dawud 3/959.

[10] Al-Asbab AL-Mufidah lil hayatis sa’idah: halaman: 24-25

Bahaya Rokok

Posted by iloveAllaah.com Editor • 26/12/2010

Jangan lupa membagikan artikel ini setelah membacanya





Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah shalallahu ‘alai wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:

Di antara kemaksiatan yang tersebar ditengah masyarakat muslim dan banyak orang yang terjebak padanya adalah perbuatan merokok. Tidak tersembunyi bagi orang yang memahami (maqashid syar’iyah) kemaslahatan yang diinginkan oleh syari’at bahwa merokok adalah perbuatan yang diharamkan, hal itu dilihat dari beberapa segi:

Pertama: Rokok termasuk barang yang buruk dan Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman:

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-A’rof: 157)

Tidak diragukan lagi bahwa merokok termasuk keburukan, dan tidak ada yang mengingkari bahayanya kecuali orang yang sombong, atau orang yang mengikuti hawa nafsu, dan banyak orang meminum khamar serta kecanduan dengan obat-obat terlarang karena diawali oleh rokok lalu berkembang kepada yang labih bahaya, sekalipun mereka telah diingatkan : bahwa penelitian medis menunjukkan 80% dari orang yang kecanduan obat-obat terlarang dimulai dari merokok.

Kedua: Merokok adalah bentuk menjerumuskan diri pada kehancuran. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman:

“...dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”.(QS. Al-Baqarah: 195)

Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfrman:

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. Al-Nisa’: 29)

Di dalam As-Shahihaini dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menelan racun lalu dia membunuh dirinya dengan racun tersebut, maka racun itu akan berada pada tangannya yang akan ditelannya di dalam api nerakan Jahannam dia kekal untuk selamanya padanya, dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu di tangannya yang akan memukul perutnya di dalam neraka Jahannam untuk selama-lamanya”.[1]

Di dalam as-shahihaini dari Tsabit Al-Dhahaak bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu di dunia maka dia akan disiksa dengannya pada hari kiamat”.[2]

Dan tidak diragukan lagi bahwa apabila orang yang merokok mati disebabkan oleh rokok tersebut maka dia dianggap telah membunuh dirinya dengan kandungan racun yang terdapat di dalam rokok sekalipun proses terbunuhnya tersebut agak lambat, sebab tidak ada perbedaan antara para ulama bahwa orang yang melangkah untuk membunuh dirinya baik dia mati dengan cepat atau lambat, dia tetap berdosa dengan perbuatannya tersebut.

Ketiga: Merokok dapat mengganggu kesehatan badan. Dan para dokter telah memperingatkan dengan keras terhadap akibat merokok ini, mereka berkata, “Rokok tersebut mengandung beberapa unsur racun, di antaranya adalah racun nikotin, dan seandainya dua tetes racun ini diteteskan pada mulut anjing maka dia pasti mati pada saat yang sama, dan jika diteteskan pada mulut onta sejumlah lima tetes maka dia akan mati pada saat yang sama dan seorang dokter pernah berkata, “Sesungguhnya jumlah nikotin yang teradapat pada satu batang rokok sudah cukup untuk membunuh manusia jika dituangkan pada manusia melalui urat leher, dan disebutkan dalam sebuah cerita bahawa dua orang bersaudara saling bertaruh siapakah di antara mereka berdua yang paling banyak merokok, maka salah seorang dari mereka mati sebelum mengisap rokok yang ke tujuh belas dan yang lain sebelum habis mengisap rokok yang ke delapan belas.

Di antara penyakit yang ditimbulkan oleh merokok adalah penyakit kanker. Para dokter berkata, “Sesungguhnya banyak para penderita kanker yang mengidap penyakit ini disebabkan oleh merokok, begitu juga dengan penyakit lever dan saluran alat pernapasan.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Tidak ada mudharat dan memudharatkan orang lain”.[3]

Keempat: Mengisap rokok adalah bentuk menyia-nyiakan harta. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isro’: 27)

Dan tidak diragukan lagi bahwa perokok adalah orang yang paling pemboros, seandainya kita melihat seseorang yang sedang memegang uang di tangannya lalu dia membakarnya maka kita akan mengatakan bahwa dia gila.

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam sunannya dari Abi Barzah Al-Aslami bahwa Nabi Muhammadshalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Tidak akan melangkah dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga dia akan ditanya tentang umurnya di manakah dia habiskan, tentang ilmunya apakah yang diperbuat dengannya, tentang hartanya dari manakah dia dapatkan dan kemanakah disalurkan”.[4]

Kelima: Bahaya merokok tidak hanya terhenti pada pelakunya, bahkan bahayanya bisa menyebar kepada istrinya, anak-anaknya, keluarga dan teman duduknya dan hal itu telah diakui oleh para dokter, bahkan tindakan ini telah membawa pada tercemarnya udara dengan gas beracun yang dipancarkannya, dan telah dijelaskan dalam hadits sebelumnya: Tidak ada mudharat dan memudharatkan orang lain”.[5]

Keenam: Merokok akan menimbulkan bau tidak sedap yang bersumber dari mulut, badan dan pakaian perokok, dia akan menganggu teman duduknya, terlebih pada saat memasuki mesjid dan bercampur dengan orang-orang yang shalat. Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam telah memerintahkan kepada orang yang menebarkan bau bawang untuk keluar dari mesjid, padahal kedua barang tersebut dihalalkan oleh Allah SWT, lantas sekeras apakah larangannya jika perkara tersebut berkaitan dengan perokok?. Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Barangsiapa yang telah memakan bawang merah dan bawang putih serta bawang bakung maka janganlah dia mendekati mesjid kita, sebab para malaikat merasa terganggu dengan sesuatu yang bisa menganggu anak Adam”.[6]

Di antara perkara yang perlu diingat bahwa harus memboikot semua toko-toko yang menjajakan racun kepada manusia, dan sebaliknya mendukung toko-toko yang tidak menjual rokok, dan inilah bentuk kerja sama dalam urusan kebaikan dan taqwa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa -Nya. (QS. Al-Maidah: 2)

Sebagian orang terkadang berkata: Aku tidak bisa meninggalkan rokok, maka dikatakan kepadanya: Anda mampu meninggalkan rokok pada bulan ramadhan lebih dari sepuluh jam, maka masalahnya adalah membutuhkan tekad dan keinginan yang kuat, banyak orang yang telah mencobanya dan merasa bosan pada saat pertama, namun karena Allah subhanahu wa ta’ala telah mengetahui kebaikan niatnya maka Dia membantunya dan akhirnya meninggalkan merokok. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al- Ankabut: 69)

Terdapat banyak klinik untuk menanggulangi kecanduan merokok, yang dikelola oleh orang-orang profesional, dan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan manfaat dengan keberadaanya sebab banyak para pecandu rokok meninggalkan rokok setelah mereka mendatangi poliklinik ini dan berobat dengan semestinya.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abi Qotadah dan Abi Dahma’ bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Dia akan menggantikan bagimu dengan sesuatu yang lebih baik darinya”.[7]

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alai wasallam dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.





Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi[1] Al-Bukhari no: 5778 dan Muslim: no: 109



[2] Al-Bukhari no: 6105 dan Muslim: no: 110

[3] Musnad Imam Ahamad: 1/313

[4] Al-Turmudzi dalam sunannya: 4/612 no: 2426

[5] Musnad Imam Ahamd: 1/313

[6] Shahih Muslim: no: 564 dan shahih Bukhari: no: 854

[7] Musnad Imam Ahmad dan sanadnya shahih dengan syarat Muslim: 1/62

*Report a broken link or spelling mistake

Shaykh Muhammad Al Arifi - Why did you rush ?

Jangan Sedih


Artikel Lepas
5/2/2012 | 11 Rabiul Awwal 1433 H | Hits: 183Oleh: kiptiah hasan




Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com - Jangan sedih jika kamu belum bisa mengunjungi tempat yang kamu impikan di seluruh dunia atau di Indonesia, karena bisa jadi karya mu bisa menembus dunia yang belum kamu singgahi.

Jangan sedih jika pakaianmu bukanlah model terbaru atau termahal, karena yang Allah lihat bukanlah model tapi bagaimana sempurnanya seorang hamba dalam menjaga auratnya dari orang-orang yang tak pantas menatapnya.

Jangan sedih ketika kamu belum bisa memakan makanan yang kata orang-orang enak dan mewah, bisa jadi makanan yang kamu nikmati saat ini lebih berkah dan bernilai. Serta bisa belajar bersyukur bahwa kamu masih bisa menemukan makanan hari ini di banding mereka-mereka yang kurang beruntung.

Jangan sedih jika barang-barang yang kamu miliki saat ini tidak ada merk, bisa jadi barang-barang yang kamu miliki jauh lebih bermanfaat dan di beli berdasarkan kebutuhan bukan keinginan semata.

Jangan sedih jika kamu sering menemui hal-hal buruk dalam hidupmu, jadikan saja itu semua sarana mendulang hikmah dan mendekatkan dirimu pada Sang Maha Pencipta serta sarana peningkatan derajat dirimu sebagai hamba.

Jangan sedih jika kini kamu tidak memiliki kawan-kawan yang banyak, karena kawan terbaik yang kamu bawa pada saat akhir nanti adalah amal terbaikmu. Dan dengan sedikitnya kawan yang kamu miliki bisa membuat kamu tidak bergantung kepada mereka tapi hanya kepada Allah.

Jangan sedih jika kamu merasa banyak sekali kekurangan yang kamu miliki, yakinlah dan coba korek perlahan potensi yang kamu miliki. Mulailah dengan meneliti apa kesukaanmu, bisa jadi hal tersebut adalah sesuatu yang tidak semua orang mampu lakukan dan tersenyumlah, karena kamu tahu apa kelebihanmu.

Jangan sedih jika kamu tidak bisa dengan mudah mendapatkan barang-barang yang kamu inginkan, itu berarti Allah telah memberikan rasa sayangnya kepadamu sehingga kamu akan lebih mensyukuri apa yang kamu dapatkan dengan susah payah. Dan kamu bukan merupakan hamba hawa nafsu.

Jangan sedih jika saat ini kamu masih sendiri belum menemukan jodohmu padahal kamu telah berusaha. Nikmati saja hobimu saat ini yang belum tentu bisa kamu nikmati ketika nanti menikah, nikmati saja untuk mendulang ilmu serta mendekatkan diri kepada Allah.

Jangan sedih jika kamu yang telah menikah belum juga dikaruniai momongan meskipun telah lama menikah. Bisa jadi Allah sedang memberikan ujian peningkatan iman lewat proses kesabaran dan pembelajaran. Bila nanti kamu telah di beri amanah oleh Allah, maka akan jauh lebih siap dan baik untuk mendidiknya.

Jangan sedih jika saat ini kamu merasa bukan siapa-siapa, tidak apa-apa. Jika yang kamu maksud adalah bukan siapa-siapa di dunia ini. Tapi jadilah siapa-siapa yang kelak makhluk langit akan membanggakanmu di akhirat kelak.

Jangan sedih jika kamu merasa di abaikan makhluk bumi dan merasa terasing. Karena sebaik-baik pendengar adalah Allah. Dan akhirat hanya untuk orang yang asing. Asing dengan dunia. Karena dunia adalah persinggahan sementara sedang kampung keabadian adalah akhirat.

Jangan sedih, Jangan sedih, Jangan sedih… Karena Allah bersama kita… Karena kita adalah pemenang!!

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/02/18096/jangan-sedih/#ixzz1lYUMUg2x

GALAU (God Always Listening Always Understanding)


11/1/2012 | 16 Shafar 1433 H | Hits: 5.703Oleh: Eko Wardaya



Ilustrasi (spidolbekas.wordpress.com)

dakwatuna.com - Sahabat, ada yang pernah mendengar kata “galau”? Seringkali kita mendengar kata galau di lingkungan kita, coba sahabat ingat-ingat. Atau sahabat sekarang bisa buka Facebook, kemungkinan kata galau akan muncul menghiasi beranda Facebook kita. Siapa yang mempopulerkan kata ini, saya kurang tahu. Tetapi hampir semua kalangan rasa-rasanya pernah menggunakan kata ini, paling tidak akhir-akhir ini.

Selanjutnya saya ingin bertanya kepada sahabat, adakah di antara sahabat yang sering merasa galau? Sepertinya tak usah bertanya pun saya tahu bahwa sahabat semua pernah merasakannya, bahkan sampai mengungkapkan kegalauannya di status Facebook, entah langsung memamerkan kata galau atau dengan kalimat yang menyatakan kegalauan sahabat.

Memang sebenarnya arti kata galau itu apa ya? Saya mengajak sahabat memahami kata ini dengan melihat kisah orang-orang yang katanya galau yang pernah saya temukan.

Ada seorang mahasiswa terlihat sedang duduk di lobi kampus, tak jelas sedang apa, kerjanya garuk-garuk kepala, kelihatannya ia sedang menunggu jam kuliah kedua. Kadang ia duduk lalu berdiri kemudian duduk lagi. Atau ia mondar-mandir ke ruang kuliah dan balik lagi ke lobi. Sesaat saya mendengar salah seorang temannya bertanya, “Kenapa sih loe?” si mahasiswa pun menjawab, “Galau gw.”

Di lain waktu saya mengamati dari kejauhan seorang wanita melamun saja di taman, dari pagi sampai dzuhur saya lihat dia masih diam sendirian, ketika ia pergi, saya pun menyambangi tempat duduknya dan melihat secarik kertas yang sudah penuh coretan wanita tadi, terseliplah di situ kata galau.

Setelah mahasiswa dan seorang wanita, ternyata saya kembali melihat hal yang menarik dan membuat saya semakin penasaran dengan kata galau. Saat mengadakan rapat organisasi, masing-masing peserta rapat harus memberikan usul dan pendapat, namun ketika salah seorang teman saya diberi kesempatan akan hal itu, ia menolak bicara dan diam seribu bahasa, hanya satu kalimat yang ia katakan, “Maaf saya lagi galau,” Seketika itu juga seluruh peserta rapat ingin mengetahui apa gerangan yang menyebabkan hal itu terjadi. Akhirnya ia pun menjelaskan masalah yang sedang ia hadapi. Ia bingung harus bagaimana menceritakan kepada orang tuanya tentang nilai ujian semesternya yang terbilang rendah.

Sahabat, dari tiga peristiwa tadi kita dapat menyimpulkan makna galau yang beken di masyarakat. Galau bermakna perasaan yang tidak jelas, kebingungan, putus asa, atau tidak mood. Tetapi apa benar itu maknanya? Ketika saya googling, ternyata makna galau lebih mengarah kepada suatu perasaan yang tidak jelas dikarenakan oleh orang lain.

Namun ternyata di masyarakat kata galau sering digunakan pada perasaan-perasaan negatif, seperti tidak mood, putus asa, bingung, bimbang, dan banyak lagi.

Terlepas dari semua pemaknaan tentang kata galau dan terlepas dari bagaimana sahabat semua mendefinisikan kata galau, intinya galau menyatakan perasaan negatif terjadi pada diri sahabat. Iya negatif thinking sedang menyelimuti seluruh tubuh sahabat.

Sahabat, mari mengubah pandangan hidup kita terhadap suatu kejadian yang menimpa kita, terlebih kejadian yang tidak mengenakkan. Saya yakin sahabat pernah mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup ini bahkan efek dari kejadian tersebut membuat sahabat putus asa, lebih jauh lagi banyak sahabat kita yang meninggalkan Sang Pencipta karena berpikir bahwa ia tidak mendapatkan keadilan hidup di bumi ini.

Benarkah seperti itu? Jawabannya tidak. GALAU, God Always Listening Always Understanding.

Be positif thinking friends…. Allah mengetahui apa yang hambanya butuhkan, cobalah ingat apa yang pernah kita inginkan dulu. Cobalah ingat apa yang pernah kita minta dalam doa, tak pernahkah terkabul?

Ayo buang prasangka negatif dalam diri kita, bagaimanapun keadaan kita. Karena perasaan negatiflah yang membawa lesunya tubuh kita untuk bergerak, malasnya otak kita berpikir, sampai putus asa tak mencari ide, atau bisa-bisa bunuh diri. Lihatlah orang-orang yang menyatakan dirinya galau, mereka lesu, tak semangat, tak jelas apa yang dikerjakan. Sebegitu tak produktif dan hanya membuang waktu.

Sekarang cobalah memaknai galau dalam bingkai positif thinking, God Always Listening Always Understanding. Saya yakin sahabat akan bersemangat menjalani hidup ini, sahabat akan menjadi manusia luar biasa yang tak pernah putus asa walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam keadaan terjepit. Entah karena ekonomi sulit atau permasalahan lainnya. Dan yang terpenting sahabat akan menjadi lebih dekat dengan Allah karena sahabat berprasangka baik terhadap-Nya.

Seperti sebuah kisah seorang tukang ojek yang mampu menyekolahkan anaknya sampai menjadi Sarjana. Ia membeberkan rahasianya, kenapa ia bisa seperti itu. Jawabannya, “Biasa aja mas, saya hanya ngojek tiap hari dan berapa pun penghasilannya saya selalu bersyukur karena masih dapat uang. Malam hari saya berdoa agar besok diberi rezeki, seperti itu setiap hari. Dan ketika saya memang sedang butuh uang, pasti tarikan banyak mas, tapi ketika kebutuhan biasa saja, ya tarikan ga rame juga, emang Allah maha tau.”

Semua telah ada yang mengatur, tak perlu lagi kesedihan menghiasi kegagalan kita, tak perlu lagi kebimbangan mewarnai langkah kita. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha dan berdoa, gantikan galau negatif dengan galau positif. Jikalau dalam film 3 Idiot kata-kata “All Is Well” menjadi penenang seseorang dalam posisi sulitnya maka perasaan Galau Positif akan jadi penenang kita. Keep Positif thinking cause God Always Listening Always Understanding.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/01/17454/galau-god-always-listening-always-understanding/#ixzz1lYSEMLAl