Jumat, 11 November 2011

TOEFL

Buku pelajaran TOEFL yang paling luas pemakaiannya di Indonesia adalah dari Barron:
How to Prepare for TOEFL. Seorang rekan dari lulusan sebuah sekolah di Bandung yang
bekerja di Bappenas mampu mencapai nilai 620 dengan memakai buku ini. Bagaimana cara
dia belajar? Ia menghafal mati pola-pola strucure yang terdapat pada buku ini! Buku itu
sebetulnya disusun untuk orang yang sudah rada canggih Bahasa Inggris nya. Untuk jelasnya,
silahkan Anda baca sendiri kata pengantarnya.

Buku Barron mengajar para pembacanya dengan memberikan puluhan pola-pola structure
yang harus diketahui para pembaca. Dilanjutkan dengan contoh kalimat yang benar serta
contoh kalimat yang salah tanpa penjelasan yang mendalam. Seandainya Anda sudah
mempunyai dasar bahasa Inggris yang cukup bagus, buku dari Barron (dan juga beberapa
buku TOEFL lainnya yang menggunakan pola pengajaran yang sama) cukup baik Anda
pelajari karena pola-pola ini akan mengingatkan kembali pada hal-hal "remeh" yang Anda
lupakan.

Sebaliknya, jika Anda tidak mempunyai dasar bahasa Inggris yang baik, ketika Anda
membaca buku ini, kepala Anda akan terangguk-angguk: betapa mudahnya balajar TOEFL,
kita hanya disuguhi pola-pola structure belaka. Akan tetapi, ketika Anda menginjak pola yang
ke 30, kemungkinan besar Anda sudah melupakan pola 1 sampai dengan 10! Buku ini,
menurut saya, bersifat mengingatkan tapi kurang memberikan pengertian pada para
pembacanya.

Jika Anda mempunyai TOEFL awal (tanpa belajar) sekitar 500, sebaiknya Anda memakai
buku dari Cliffs: TOEFL Preparation Guide. Saya sendiri memakai buku Cliffs. Seorang
karyawati BDN tamatan sebuah perguruan tinggi Bandung, mampu mencapai nilai 643
dengan buku Cliffs ini. Ketika saya tanya apa rahasianya, jawabnya: "Saya suka dan terbiasa
membaca novel berbahasa Inggris sejak lama!" Seorang lulusan STAN mampu mendapatkan
nilai 667 (!) ... karena ketika ia masih kecil ia sudah dibiasakan berbahasa Inggris.

Hal yang sama juga terjadi pada seorang mahasiswa undergraduate bidang political science di
University of Houston. Jika dasar pengetahuan bahasa Inggris Anda kurang bagus (nilai
TOEFL sekitar 400-an), sebaiknya Anda memakai buku berjudul Building Skill for TOEFL
terbitan Nelson atau Bina Rupa Aksara (khusus hak edar Indonesia). Di Indonesia, belilah
sekaligus dengan kaset dan kunci bahasannya. Jika Anda membeli bukunya terlebih dahulu,
belum tentu Anda dapat membeli kasetnya secara terpisah di kemudian hari. Buku
Preparation Course for the TOEFL terbitan Longman dengan pengarang Deborah Phillips
cukup bagus juga untuk dipertimbangkan membelinya. Susunan buku ini mirip sekali dengan
buku terbitan Binarupa Aksara. Sayangnya, buku Longman ini cukup sulit Anda temui di
Indonesia.

Omong-omong, kenapa sih saya menulis kitab pusaka ini? Saya melihat beberapa orang yang
sudah belajar keras menghadapi TOEFL, akan tetapi TOEFL nya nggak bisa naik. Hal yang
sama pernah terjadi pada saya! Saya pernah kursus TOEFL dan saya tidak mendapatkan hasil
dari tempat kursus tersebut. Tempat kursus tersebut, seperti lazimnya tempat kursus di
Indonesia, memakai buku Barron sebagai buku pegangan utamanya. Bukannya nilai saya








naik, tapi nilai saya turun. Padahal, menurut saya, sayalah peserta kursus yang paling rajin
sedunia Kalau murid sudah rajin, tapi tidak bisa juga, satu atau beberapa kemungkinan
dibawah ini dapat terjadi:
1. Muridnya bloon.
2. Gurunya kurang cerdas.
3. Metoda pengajaran sang guru tidak tepat.
4. Metoda belajar sang murid nggak benar.
Untuk kasus saya, saya menganggap no. 1 dan 2 tidak mungkin terjadi. Kemungkinannya
adalah 3 & 4. Saya nggak mungkin mengubah no. 3 secara revolusioner demi kepentingan
saya ... siapa sih saya ini? He, he, he ... Karena itulah, saya berusaha menemukan sendiri no.
4: metoda belajar yang cepat dan cocok untuk saya. Seorang guru pernah menjadi seorang
murid. Akan tetapi, ketika ia menjadi guru, ia lupa melupakan cara berpikir seorang murid.
Jadi, jangan heran jika banyak guru pintar yang tidak bisa mengajar.

Saya mempunyai banyak buku TOEFL. Setelah membandingkan isinya, akhirnya saya
memutuskan untuk memakai buku Cliffs. Saya memakai buku Cliffs karena buku inilah yang
memberikan pelajaran mengenai structure secara mendetail. Saya tidak memakai buku dari
Nelson/Binarupa Aksara karena, menurut saya, kita harus mengerjakan latihan bagian per
bagian jika kita ingin menguasai structure melalui buku ini. Di lain pihak, kita tidak perlu
mengerjakan latihan bagian per bagian jika kita ingin menguasai structure melalui buku Cliffs.
Walaupun demikian, bukan berarti latihan soal tidak penting... seorang pemain basket yang
mahir, tidak cukup hanya dengan membaca buku teori saja. Metoda latihan saya akan Anda
jumpai juga dalam kitab pusaka ini. Cara saya belajar dengan memakai buku Cliffs mudah-
mudahan pas pula buat Anda. Di halaman muka dari buku Cliffs, Anda dapat menemukan
petunjuk pemakaian / cara belajar dengan memakai buku Cliffs. Akan tetapi, saya tidak
memakainya karena metodanya nggak pas buat saya, ... kurang cepat.

Metoda belajar saya didasari atas tiga pemikiran:
1. Bagaimana menguasai structure/grammar secara cepat.
2. Bagaimana kita belajar dari kesalahan yang kita buat.
3. Berusaha mengerti daripada sekedar menghafal.

Nomer 3 penting buat saya karena:
1. Saya percaya, kita mempunyai daya ingat yang terbatas. Misalnya saat ini otak kita
menyimpan 1.000 data (baca: 1.000 hafalan). Kita masukkan lagi 500 data. Belum tentu otak
kita kemudian menyimpan 1.500 data. Kenapa? Ada kemungkinan 200 atau 300 data yang
sebelumnya kita simpan akan hilang. Jadi total data yang baru adalah 1.300 atau 1.200 saja.

2. Kalau kita berusaha mengerti, jika kita terlupa, dengan mudah kita akan dapat menggali
pengertian/informasi yang sudah kita pelajari sebelumnya hanya dengan melihat kembali
informasi tersebut sekilas saja. Lebih lanjut lagi, kita dapat menggali informasi yang kita
lupakan dengan melihat dan mengorelasikannya dengan informasi lain.

Ada satu hal lagi yang perlu Anda catat : janganlah Anda minder ketika menghadapi
seseorang yang mempunyai oral ability yang tinggi. Belum tentu ia mampu mencapai nilai
TOEFL yang tinggi. Kenapa demikian? Karena ia belum tentu mempergunakan kaidah
bahasa Inggris yang baku. Sebaliknya, orang yang memiliki writing ability yang baik,
kemungkinan besar ia mampu mendapatkan nilai TOEFL yang tinggi.








I.A. STRUCTURE AND WRITTEN _EXPRESSION
Saya menekankan struktur (Section II dari TOEFL) sebagai bagian yang paling penting dari
dua bagian lainnya. Section I, II, dan III berturut-turut terdiri dari 50, 40, dan 60 soal untuk
short version. Karena nilai maksimum per section hampir sama (berturut-turut: 68, 67, dan
67 menurut Cliffs), mudah dimengerti bahwa kesalahan pada satu soal pada Section II akan
lebih besar pengaruhnya terhadap total nilai dibandingkan kesalahan pada section yang lain.
Mengenai pentingnya penguasaan grammar / structure, dapat juga diilustrasikan sbb: Jika
Anda tidak mengerti macam-macam bentuk conditional (if), Anda tidak akan dapat
memberikan interpretasi yang benar ketika soal jenis ini muncul pada Section I atau Section
III. Bagaimana cara belajar struktur?

Pertama, pelajari teori struktur bagian perbagian secara berurutan hingga mengerti. Tandai
seluruh kata yang tidak Anda ketahui artinya. Terjemahkanlah setelah selesai per bab, jangan
menerjemahkan per kata setiap saat Anda menjumpai kata yang sulit. Mohon dibedakan
antara membaca untuk sekedar tahu dan membaca untuk belajar. Jika Anda membaca hanya
sekedar untuk tahu, tentunya Anda tidak perlu tahu arti seluruh kata yang tidak Anda
ketahui. Manfaat kerajinan Anda dalam menerjemahkan juga akan Anda rasakan ketika
menghadapi Section III. Exercise perbagian bisa ditinggalkan terlebih dahulu. Misalkan saja
sekarang Anda sudah belajar mengenai noun sampai mengerti, kemudian melanjutkan ke bab
selanjutnya, misalnya mengenai pronoun.

Waktu Anda belajar pronoun, ternyata pelajaran mengenai noun Anda lupa lagi: Cuek saja.
Yang penting, sewaktu membaca bagian noun tersebut, Anda sudah mengerti. Dengan cara
ini, Anda hanya membutuhkan waktu 5 hari untuk mempelajari stuktur. Kalau lebih ngebut
lagi, barangkali hanya butuh waktu 3 hari. Selanjutnya, kerjakan TOEFL Model Test I
Section II saja. Setelah selesai, janganlah melihat explanatory answer terlebih dahulu. Tapi,
ceklah hanya dengan kunci jawabannya saja. Tandai jawaban mana yang benar dan mana
yang salah. Periksa kembali pekerjaan Anda. Usahakan mengerti sendiri kenapa jawaban
tersebut salah. Jika belum mengerti juga, cobalah membuka kembali teori struktur yang telah
Anda pelajari di muka.

Disinilah enaknya kita memakai buku Cliffs: Pada setiap kunci jawabannya, terdapat juga
angka yang merujuk pada nomer halaman dimana kita dapat menemukan teori untuk
mengatasi soal yang bersangkutan. Jika Anda membaca ulang teori dari problem yang
bersangkutan, tapi Anda belum mengerti juga, barulah Anda dengan terpaksa mempelajari
bagian explanatory answer. Kalau sudah menyelesaikan Model Test I Section II, janganlah
tergesa-gesa untuk berpindah ke bagian Listening (Section I) atau Vocabulary and Reading
Comprehension (Section III), akan tetapi kerjakan segera TOEFL Model Test II Section II.
Rasakan kemudahan dalam menjawabnya dibandingkan ketika pertama kali berlatih.

I.B. LISTENING
Biasanya, orang yang nilainya jatuh pada bagian ini (Section I) memberikan alasan sebagai
berikut: " Saya tidak mengetahui arti kata yang diucapkan ". Menurut saya, alasan ini adalah
tidak tepat. Yang terjadi adalah: "Saya tidak tahu bunyi kata yang diucapkan". Dengan kata
lain: " Saya gagal mengidentifikasi kata apa yang diucapkan. " Kenapa demikian? Jika Anda
membaca (bukan mendengar) listening script dari Section I, maka saya yakin Anda akan
mengetahui arti kata atau kalimat tersebut sekitar 95 - 100%. Masalahnya adalah: Anda tidak








terbiasa mendengarkan orang bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Buku yang paling baik
untuk mempelajari bagian ini adalah Building Skill for TOEFL terbitan Nelson/Bina Rupa
Aksara ataupun Preparation Course for TOEFL dari Longman.

Pada dua buah buku tersebut, Anda dilatih setahap demi setahap, khususnya mengenai
identifikasi suara. Buku dari Barron cukup jelas pula dalam memberikan kemungkinan tipe
soal yang muncul pada section ini, walaupun hanya secara tertulis. Pada akhirnya, buku
apapun asalkan disertai kaset, tidak akan menjadi masalah asalkan Anda mengetahui cara
belajarnya.

Kalau Anda sudah di USA, bermanfaatkah televisi berbahasa Inggris untuk meningkatkan
kemampuan listening kita? Ya! Akan tetapi, berlatih dengan kaset TOEFL akan jauh terasa
manfaatnya. Kemampuan Anda dalam mengidentifikasi kalimat di televisi sebetulnya dibantu
oleh gambar di televisi ataupun gerakan mulut pembicara. Dengan kata lain, "tidak murni"
listening. Tambahan lagi, kaset TOEFL selalu memberikan rangsangan berupa pertanyaan
yang harus dijawab. Tidak demikian halnya dengan televisi. Usahakan mendapatkan nilai
yang setinggi-tingginya dari bagian A dan B karena bagian C cukup panjang dan cukup sulit
untuk dimengerti. Sewaktu Anda mendengarkan cerita di bagian C, usahakan untuk
memikirkan struktur cerita. Hal ini sangat membantu Anda untuk mengerti cerita secara
keseluruhan. Selain itu juga, saya sama sekali tidak menyarankan Anda mempergunakan head
phone dalam belajar. Kenapa demikian ? Di Indonesia, sewaktu ujian Anda tidak akan
menemukan head phone barang satu biji pun!

Beginilah cara mempelajari Section I. Pertama, putar kaset berisi TOEFL Model Test I
Section I. Kerjakan soal-soal pada Section I seperti lazimnya kita ujian TOEFL biasa. Setelah
selesai, cocokkan dengan kuncinya. Jika salah, tandai jawaban mana yang benar. Kemudian,
dengar kembali kaset tadi dari awal per nomer soal tanpa melihat bagian Listening Script
terlebih dahulu. Ulangi kembali mendengarkannya jika Anda belum dapat mengidentifikasi
suara-suara yang diucapkan dan belum mengetahui jawaban mana yang benar. Pada tahap
awal, di soal yang sulit, barangkali Anda perlu mengulanginya hingga 6 kali per nomer soal
sebelum dapat mengidentifikasikannya secara tepat. Jadi, Anda tidak mengulanginya
sekaligus, tapi pernomer soal. Tentunya, lebih baik jika Anda memiliki tape player yang
memungkinkan Anda untuk me rewind tanpa harus menyetop kasetnya terlebih dahulu.
Kemudian, jawablah pertanyaan yang diajukan. Setelah itu, ceklah kalimat yang Anda anggap
tepat berdasarkan "pendengaran" Anda tadi dengan kalimat pada Listening Script.

Jika sudah mendengarkan berulang-ulang tetapi Anda belum juga mampu mengidentifikasi
suara-suara yang diucapkan ataupun belum mengetahui jawaban mana yang benar, barulah
Anda dengan terpaksa membuka Listening Script dan memperhatikan hanya pada nomer
soal itu saja. Buka kamus jika perlu. Lakukan hal ini hingga seluruh soal selesai. Waktu
pertama kali melakukannya, Anda bisa menghabiskan waktu tidak kurang dari 3 jam untuk
mengulang-ulang satu sisi kaset saja. Setelah itu akan berkurang drastis hingga 1 jam saja
karena kemampuan Anda sudah meningkat. Kalau Anda sudah melakukannya petunjuk
diatas untuk TOEFL Model Test I Section I, lanjutkan segera dengan mengerjakan TOEFL
Model Test II Section I. Rasakan kemudahannya dibanding ketika mengerjakan Test I dan
nikmatilah subscore yang lebih tinggi !








I.C. VOCABULARY AND READING COMPREHENSION
Jika saya menekankan Section II (Structure and Written _Expression) sebagai konsentrasi
belajar saya, maka saya menekankan Section III (Vocabulary and Reading Comprehension)
sebagai tempat saya mencari nilai. Untuk bagian ini, terus terang saya tidak menemui
kesulitan sama sekali. Dua kali berturut-turut, nilai TOEFL saya untuk section ini adalah 67.
Cara belajarnya nggak aneh-aneh. Sering seringlah membuka kamus ketika membaca bacaan
berbahasa Inggris. Kalau Anda mengetahui arti dari seluruh kata yang terdapat pada buku
Barron atau Cliffs, Hal itu sudah Lebih dari pada cukup. Akan tetapi, ada juga orang yang
lebih suka menghafal sederet atau sekumpulan kata-kata yang tidak ketahuan ujung
pangkalnya. Menurut saya, cara ini tidak efektif. Dengan cepat kita akan melupakannya lagi
karena kita tidak mengetahui konteks pemakaian kalimat ini. Lagipula, saya merasa kasihan
pada diri saya jika saya harus banyak menghafal. Bagi saya, tulisan dalam artikel majalah,
apalagi novel, lebih sulit untuk mengartikan kosa katanya jika dibandingkan dengan text
book.

Beberapa orang malahan berpendapat sebaliknya. Bagaimana menurut Anda sendiri? Seorang
teman menambah perbendaharaan kata dengan menulis kata-kata yang tidak diketahuinya
dalam sepucuk kertas. Satu kertas untuk satu kata yang tidak diketahui. Selain menulis
padanan kata, ia juga menulis turunan kata tersebut, misalnya bentuk adjective-nya. Ia
menghafal kata-kata tersebut diwaktu senggang. Setiap orang memiliki metodanya sendiri-
sendiri. Kalau Anda ingin meningkatkan vocabulary Anda secara sistimatis, buku yang
terbaik adalah buku yang berjudul Word Smart dari Princeton Review.

I.D. BEBERAPA KIAT DALAM BELAJAR TOEFL
I.D.1. Kaset TOEFL yang sudah pernah Anda jawab soal-soalnya, jangan lupa untuk
sering memutarnya;
Misalnya waktu Anda lagi membereskan kamar, menjelang tidur, ngelamunin pacar, dsb.
Cara belajar ini adalah cara belajar paling malas yang pernah saya temukan! Pokoknya, Anda
hanya mendengar untuk membiasakan saraf telinga Anda saja. Terserah Anda hendak
berpikir atau tidak. Kalau Anda ingin bepikir sedikit, coba pulalah untuk mengulang kalimat
tersebut atau menjawab dalam hati. Jadi, yang namanya belajar itu nggak cuma di mejabelajar
saja. Cukup menyedihkan melihat kenyataan bahwa teman-teman yang meminta kitab pusaka
ini jarang sekali yang berniat untuk mempraktekkan cara belajar termalas ini. Padahal cara
belajar ini sama sekali tidak memerlukan waktu khusus. Jadi, masalahnya bukan gurunya yang
salah, tetapi muridnya yang salah.

I.D.2. Usahakanlah untuk sering mengarang dalam bahasa Inggris.
Cukup yang sederhana saja, misalnya: kegiatan Anda sehari-hari, cita-cita, riwayat hidup, dsb.
Hal ini sangat membantu untuk menguasai TOEFL, apalagi jika ada TWE (Test of Written
English).

I.D.3. Walaupun Anda memiliki banyak buku TOEFL, untuk menghadapi Section II
sebaiknya Anda hanya mempelajari 1 buah buku sebagai buku pegangan utama.
Buku lain boleh Anda pakai, tapi hanya sebagai buku pendamping saja. Kenapa demikian?
Dalam kasus ini, bagi saya pribadi, mendalami seluruh isi suatu buku secara tidak sadar
berarti juga mendalami: urutan penyajian buku itu, hal apa saja yang yang menjadi penekanan








dari penulis, cara berpikir sang penulis, dan sebagainya. Jika saya mempelajari seluruh isi
buku lainnya secara bersamaan, dapat dibayangkan betapa berat beban untuk meramunya.

I.D.4. Jangan pula dilupakan, buku Cliffs ataupun buku TOEFL lain edisi terbaru
sudah ada bagian TWE -nya.
Di Shopping Centre kota Yogya, harga buku Cliffs hanya Rp 11.000 saja termasuk kaset -
kasetnya. Di Toko Buku Gramedia Bandung harganya mencapai Rp. 23.000. Di TB Gunung
Agung di Jln. Kwitang (dekat Proyek Senen), harganya mencapai Rp.28.000. Di perpustakaan
yang besar, buku ini juga tersedia.

I.D.5. Saya juga punya buku + kaset TOEFL dari ETS.
Cukup bermanfaat sebagai latihan, tapi tidak bermanfaat sebagai buku pedoman, karena
teori-teori nggak diberikan disini, langsung soal dan penjelasan jawaban. Dari jawaban dan
penjelasan tersebut, khususnya pada bagian Understanding TOEFL kita bisa tahu filosofi
para pembuat soal TOEFL. Cek, cek, cek, ... (Filosofi itu apa sih ?!)

I.E. KIAT MEMILIH TEMPAT UJIAN TOEFL.
Selain letak dan jarak, satu faktor mutlak yang harus Anda pertimbangkan, dalam memilih
tempat ujian TOEFL adalah: seberapa baik sound system tempat itu.