Selasa, 29 Mei 2012

3 Hal di Balik Hilangnya Seekor Kucing..

Diposkan oleh Elsa
3 Hal di Balik Hilangnya Seekor Kucing..
Gambar di atas adalah gambar dua ekor kucing saya yang saya ambil 14 Februari 2010 lalu. Kucing yang lebih kecil di belakang adalah Tomblok, sang induk, dan yang lebih besar adalah Kipply, sang anak.

Saya memang suka kucing, dan di rumah saya selalu ada kucing. Tomblok dan Kipply hanyalah dua dari beberapa ekor kucing lain yang pernah saya miliki.

Saya suka membebaskan kucing-kucing saya, jadi mereka bebas berkeliaran ke mana saja. Jadi, saya tak segan untuk mengeluarkan mereka tiap malam, agar mereka tidak ”membuat berantakan” seisi rumah.

Setiap pagi dini hari, mereka selalu membangunkan saya dengan mengeong dan kadang memanjat jendela dari luar rumah. Kadang baru jam 2 – 3 dini hari mereka sudah minta masuk rumah, jadi saya tidak perlu menyalakan alarm untuk shalat tahajud

Suatu pagi, seperti biasa saya memberi makan kucing saya. Namun, yang ada waktu itu hanya Kipply, dan sang induk tak terlihat.

Saya kira cuma sehari ia pergi, karena biasanya memang seperti itu. Ternyata, memang sejak saat itu Tomblok tak pernah terlihat.

Saya memang sempat merasa sedih, karena ia sudah menjadi bagian dari keluarga. Saya merasa kehilangan, karena tak akan ada lagi Tomblok yang mengikuti saya ke Masjid untuk shalat tarawih, seperti saat bulan Puasa tiba tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, ia juga pernah mengikuti ayah saya ke Masjid ketika shalat subuh, dan menunggu beliau sampai selesai dan pulang ke rumah.

Tapi itulah risikonya. Itulah apa yang harus saya alami, karena saya membebaskan kucing-kucing saya.

Tapi, di balik hilangnya Tomblok, tentu ada sisi lain yang lebih baik. Sebab, hidup ini memiliki hukum polaritas, di mana selalu ada dua sisi dari sesuatu, seperti halnya koin.

Misalnya, di balik Era Depresi di Amerika dahulu, bukan hanya orang-orang menjadi miskin, namun banyak juga orang-orang yang menjadi kaya. Di balik kegagalan seseorang, pasti ada pelajaran yang bisa diambil agar hidupnya menjadi lebih baik.

Untuk masalah kucing tadi, saya teringat akan 3 hal yang bisa kita gunakan untuk mengatasi kesedihan atau masalah:

1. Ada orang lain yang masalahnya lebih berat

Dalam e-book “Kekuatan Pikiran dalam Membangun Karakter” berdasarkan karya RW Trine, disebutkan bahwa kita cenderung melihat masalah kita sendiri, dan tidak melihat dengan jelas masalah orang lain, sehingga kita berpikir bahwa masalah kita tidak setimbang dengan masalah mereka.

Padahal, setiap orang punya masalah sendiri, dan ada kemungkinan masalahnya lebih besar.

Untuk ini, saya jadi ingat satu kucing Joe Vitale, penulis buku best seller yang pernah tampil dalam film The Secret, bernama Tiger yang harus pergi untuk selamanya. Selain karena saya sangat terinspirasi oleh Joe sendiri, masalah saya ternyata tidak seberapa dengannya. Saya harus kehilangan Tomblok ketika ia sudah bersama saya selama 3 tahun, sementara Tiger harus pergi setelah bersama Joe selama kurang lebih 20 tahun.

Saya pernah menemukan satu kutipan yang saya baca di buku the Millionaire Mindset dari Gerry Robert yang juga menggambarkan hal ini:

“The man with no shoes grumbled in the street until he met the man with no feet.”
(Orang yang tak memiliki sepatu mengeluh di jalan sampai ia bertemu orang yang tak memiliki kaki.)

2. Melihat sisi positifnya

Poin ini sama seperti artikel tentang "Kisah Rambut dan Berpikir Positif".

Kucing saya yang satu ini memang suka mengikuti ke mana majikannya pergi, seperti yang saya ceritakan tadi. Karena itu, saya sering khawatir dan berpikir “bagaimana kalau nanti ia menyebrang jalan dan tertabrak mobil?”, atau “bagaimana kalau nanti kesasar?”

Sekarang, saya hanya memiliki Kipply yang tak suka mengikuti majikannya. Jadi, saya tak perlu khawatir, karena ia selalu ada di dekat rumah. Selain itu, saya juga bisa menghemat uang, karena makanan kucing yang harus saya beli menjadi berkurang.

3. Seperti halnya sebuk gergaji

Anda pasti sering mendengar pepatah, “nasi sudah menjadi bubur”, atau “don’t cry over a spilt milk” (jangan menangisi susu yang sudah tumpah).

Perumpamaan yang maksudnya sama, namun lebih mengena pernah diutarakan oleh Fred Fuller Shedd dalam buku Dale Carnegie “How to Stop Worrying and Start Living”. Suatu ketika, Fred bertanya pada mahasiswa-mahasiswa di sebuah universitas, yang kira-kira percakapannya seperti ini:

“Siapakah yang pernah menggergaji kayu?”

Tentu saja mahasiswa-mahasiswa tadi mengangkat tangan mereka.

Lalu, Fred bertanya lagi ”Siapakah yang pernah menggergaji serbuk gergaji?”

Tentu saja tak ada yang mengangkat tangan sama sekali.

Anda tentu bisa melihat, bahwa ini sama halnya dengan masa lalu.

Buat apa menggergaji serbuk gergaji? Tak ada gunanya, bukan?

Buat apa merisaukan masa lalu? Masa lalu sudah lewat, dan kita hanya bisa mengambil pelajaran darinya.

Itulah 3 hal di balik hilangnya kucing saya. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang juga kehilangan hewan peliharaan, atau menghadapi masalah lain.

Tak Ada Gunanya Mengejar Kebahagiaan

Post under inspirasi dan motivasi di Jumat, Maret 26, 2010 Diposkan oleh Elsa Dilihat dari judulnya, mungkin beberapa dari Anda berpikir bahwa tulisan ini datang dari orang yang pesimis atau putus asa.

Tapi coba pikirkan lagi…

Pernahkah Anda mendengar istilah “the pursuit of happiness” atau “mengejar kebahagiaan”?

Saya tidak setuju dengan istilah tersebut, dan lebih setuju pada kata-kata C.P. Snow (ilmuwan dan penulis Inggris) berikut:


The pursuit of happiness adalah frase yang paling konyol: Jika Anda mengejar kebahagiaan, Anda tak akan menemukannya. ~C.P. Snow
Kalau Anda sudah membaca artikel “Kebahagiaan adakah Pilihan”, pasti Anda mengerti.

Saya sempat menggeleng-gelengkan kepala ketika mendengar presenter acara “Bedah Rumah” membawakan sebuah epilog yang intinya berisi bahwa “butuh kerja keras agar bisa mencapai kebahagiaan”.

Saya pun berpikir, “What?!”

Apakah setelah rumah Anda dibedah Anda baru bisa bahagia? Apakah setelah Anda punya mobil baru Anda bisa bahagia? Dan apakah bahkan Anda perlu “bekerja keras” untuk bisa bahagia?

Saya bilang itu semua, maaf, omong kosong.

Al-Ghazali, seorang filsuf kenamaan dari Persia pernah menulis ”The Alchemy of Happiness”, atau ”Alkimia Kebahagiaan” (alkimia = ilmu membuat emas). Dalam ”formula” Al-Ghazali, hanya ada empat hal yang akhirnya bisa membawa Anda kepada kebahagiaan:

1. Pengetahuan akan diri sendiri (The knowledge of self)
2. Pengetahuan akan Tuhan (The knowledge of God)
3. Pengetahuan akan dunia (The knowledge of this world)
4. Pengetahuan akan akhirat (The knowledge of the next world)

Dari keempat daftar di atas, apakah ada yang menyebutkan bahwa Anda harus memiliki sesuatu dahulu, seperti benda-benda bersifat material, untuk bisa bahagia?

Tentu saja tidak. Semua “bahan” di atas ada dalam diri Anda sendiri, dan Anda tak perlu mencarinya kemana pun.

Menurut saya, kebahagiaan sendiri berbeda dengan kemakmuran (prosperity). Jadi, saya lebih setuju jika saja ada ungkapan yang berbunyi “the pursuit of prosperity”, sebab selain kebahagiaan, kemakmuran juga mencakup hal-hal seperti kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kelimpahan secara finansial.

Karena itu, konsep yang harus kita semua praktikkan sebenarnya adalah ini:

Bahagia karena bersyukur, bukan bersyukur karena bahagia.

Jadi, Anda tak perlu menunggu mobil baru, rumah mewah, atau jabatan tinggi untuk bahagia. Ikuti saja formula Al-Ghazali, atau lakukan saja apa kata Leo Tolstoy:


If you want to be happy, be. ~Leo Tolstoy

Teori Motivasi David C. McClelland




Teori mengenai motivasi atau kebutuhan manusia selama ini mungkin yang lebih Anda kenal adalah teori dari Abraham Maslow dengan hierarki kebutuhannya.

Tapi, sebenarnya ada banyak para ahli dengan pendapat mereka masing-masing tentang teori motivasi, termasuk David McClelland.

Menurut Mclelland, ada tiga hal yang melatar belakangi motivasi seseorang:

1. The Need for Achievement (n-ach) – Kebutuhan akan Prestasi / Pencapaian

Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian, atau memiliki standar yang tinggi. Orang yang memiliki n-ach tinggi biasanya selalu ingin menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang tinggi.

Sebab-sebab seseorang memiliki n-ach yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan untuk menghadapi tantangan.

Tentunya imbalan yang paling memuaskan bagi mereka adalah pengakuan dari masyarakat.

2. The Need for Authority and Power (n-pow) – Kebutuhan akan Kekuasaan

Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Menurut Mclelland, ada dua jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial.

Contoh dari kekuasaan pribadi adalah seorang pemimpin perusahaan yang mencari posisi lebih tinggi agar bisa mengatur orang lain dan mengarahkan ke mana perusahaannya akan bergerak. Sedangkan kekuasaan sosial adalah kekuasaan yang misalnya dimiliki oleh pemimpin seperti Nelson Mandela, yang memiliki kekuasaan dan menggunakan kekuasaannya tersebut untuk kepentingan sosial, seperti misalnya perdamaian.

3. The Need for Affiliation (n-affil) – Kebutuhan akan Afiliasi / Keanggotaan

Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang merasa ingin disukai dan diterima oleh sesamanya.

McClelland mengatakan bahwa kebutuhan yang kuat akan afiliasi akan mencampuri objektifitas seseorang. Sebab, jika ia merasa ingin disukai, maka ia akan melakukan apapun agar orang lain suka akan keputusannya.

Sedangkan, sebab-sebab n-affil dari seseorang bisa bermacam-macam, dan salah satu contohnya bisa Anda lihat dari tragedi 11 September di Amerika Serikat. Setelah kejadian tersebut, banyak orang-orang Amerika yang melupakan kepentingan mereka dan memilih untuk bersatu sehingga mereka memiliki rasa aman.




Gambar: illumine.co.uk Sumber: Wikipedia on n-ach, n-pow, n-affil

Mengeluh...



“Gratitude for the abundance you have received is the best insurance that the abundance will continue.”

~Muhammad S.A.W~


Keluhan nampaknya sudah “menjamur” di mana-mana.

Joko, budi, ani, ina, semua mengeluh.

Mengeluh tentang kenaikan harga, mengeluh tentang Indonesia yang tak bisa masuk Piala Dunia, mengeluh tentang cuaca panas, mengeluh tentang cuaca dingin, mengeluh tentang kulit gelap, hidung pesek, badan pendek, dompet kosong...you name it.

Mengeluh = fokus pada apa yang tidak Anda inginkan.


Fokus pada apa yang tidak Anda inginkan = menarik apa yang tidak Anda inginkan.
Sementara, masih banyak juga orang yang selalu bersyukur.

Tono, badu, tini, dan yang lainnya senantiasa mensyukuri apa yang mereka dapatkan. Mereka memilih untuk memaksimalkan apa yang mereka miliki saat ini daripada mengeluhkan tentang apa yang tidak mereka miliki.

Bersyukur = fokus pada apa yang Anda inginkan.


Fokus pada apa yang Anda inginkan = menarik apa yang Anda inginkan.
Lain kali jika Anda menemukan diri Anda mengeluh, mungkin Anda bisa “ikut-ikutan” cara Will Bowen.

Will memang seorang pastor, tapi bukan berarti cara ini bukan untuk semua orang.

Organisasinya di A Complaint Free World adalah sebuah organisasi non-profit dan non-religius.

Jadi, Anda hanya perlu memakai sebuah gelang.

Tiap kali Anda menemukan diri Anda mengeluh tentang apapun, pindahkan gelang tersebut ke tangan yang lain.

Lakukan itu terus menerus selama 21 hari, agar mengeluh bisa hilang dari kebiasaan Anda, dan bersyukur menjadi kebiasaan yang baru.

Oh ya, lain kali ketika Anda menemukan diri Anda mengeluh tentang keadaan diri Anda, lihatlah dua orang ini:


Nick Vujicic : Pernah berdoa agar tangan dan kakinya tumbuh, tapi sekarang ia bersyukur karena ia masih hidup dan bisa menjadi inspirasi untuk banyak orang. No arms, no legs, no worries.


Dustin Carter: Kondisinya sama seperti Nick, tapi bisa bergulat dengan orang normal.
Gambar: onlinedatingnewsletter.com | eportfolio.lagcc.cuny.edu | martialartsbusinessdaily.com

Fakta Tentang Kadal dan Kegagalan

Fakta Tentang Kadal dan Kegagalan

Bagaimana Anda memandang kegagalan?

Takut akan kegagalan adalah alasan mengapa 80% orang tak mau mengubah keadaan mereka.

Bayangkan saja orang-orang yang bekerja sebagai penyapu jalanan selama 30 tahun, berjualan sate keliling selama 25 tahun, menjadi pemulung selama 25 tahun, mereka-mereka yang tak kunjung berubah kehidupannya.

Mereka tak berani mengubah keadaan mereka karena mereka takut akan kegagalan sehingga kehilangan apa yang telah mereka miliki.

Mengapa orang begitu takut akan kegagalan?

Karena mereka tak mengerti dinamika sukses dan gagal. Selain amygdalaitu, kalau kata Seth Godin, “lizard brain” atau “otak kadal” mereka lah yang membuat mereka tak mau bertindak.

Bagian otak tersebut dinamakan “kadal” atau “reptil” karena bagian otak kita tersebut telah berkembang selama ratusan juta tahun, hampir sama dengan otak yang dimiliki seekor kadal atau reptil di era modern ini.

Lizard brain adalah bagian dari otak Anda yang bernama “amygdala”, yang fungsinya berhubungan dengan rasa takut, kenegatifan, dan hal lain yang pada dasarnya membuat Anda survive atau bertahan.

Memang ketika Anda menjumpai suatu bahaya, otak kadal Anda bisa membuat Anda mempertahankan diri. Tapi, sering kali apa yang dilawan oleh otak kadal Anda bukanlah suatu hal yang membahayakan, malah justru baik buat Anda.

Misalnya, Anda ingin berhenti merokok dan tahu bahwa merokok tak bagus buat Anda, tapi Anda terus saja merokok karena “hasutan” otak kadal Anda. Atau, Anda ingin menulis sebuah buku, tapi otak kadal Anda menyuruh Anda untuk tetap berada di tempat duduk dan tak melakukan apapun.

Mengapa takut mengambil risiko? Mengapa terkalahkan oleh otak kadal Anda?

Seandainya Anda kapal, apakah Anda akan terus selamanya berlabuh?

“Kapal yang berada di pelabuhan itu aman – tapi bukan itu gunanya kapal. “ ~John A. Shedd, Salt from My Attic

Gambar: ep.org.au | illustration.johnlepinski.com

Jika Hasil Tak Kunjung Terlihat…






Saat ini saya sedang menunggu buah dari usaha-usaha yang telah saya lakukan, dan saya tak tahu kapan saya bisa memetiknya. Saya yakin Anda pernah mengalaminya, atau mungkin malah sedang merasakan hal yang sama.

Kadang kita bertanya, kenapa hasil / kesuksesan yang kita harapkan tidak kunjung datang? Apa yang salah dari apa yang telah kita lakukan?

Sebuah ilustrasi berjudul “The Treasure” (Harta Karun) karya Alice Grey yang saya dapati dalam buku Millionaire Mindset oleh Gerry Robert. Cerita ini mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan lebih mengena.

---

Jenny, seorang gadis kecil dengan rambut keriting keemasan sedang menunggu antrian pembayaran bersama ibunya. Ketika ia melihat sebuah kalung mutiara berwarna putih, ia memohon pada ibunya.

“Ibu, bisakah aku memilikinya? Bisakah?”

Ibunya kemudian melihat kalung tersebut, lalu kembali melihat mata biru anaknya yang penuh harap.

“Satu dolar 95 sen. Harganya hampir dua dolar. Jika kau memang mau, kau bisa menabung sendiri untuk membelinya. Ulang tahunmu tinggal seminggu lagi dan kau mungkin nenek akan memberimu uang.”

Segera setelah Jenny sampai di rumah, ia mengeluarkan isi tabungannya dan mendapati 17 sen. Setelah makan malam, ia pergi mengunjungi tetangganya Mrs. McJames dan meminta agar beliau mau memberi 10 sen untuk membantu memetik bunga dandelion (randa tapak). Di hari ulang tahunnya, nenek Jenny memang memberi uang satu dolar yang baru, sehingga akhirnya ia bisa membeli kalung tersebut.

Jenny sangat menyukai mutiara yang ia beli karena bisa membuatnya menjadi cantik dan lebih dewasa. Ia pun selalu memakainya ke manapun, bahkan ketika ia tidur. Saat ketika ia melepasnya hanyalah ketika berenang dan mandi, karena ibunya berkata bahwa bagian belakang lehernya bisa menjadi hijau jika kalungnya basah.

Jenny memiliki seorang ayah yang sangat penyayang, yang sebelum tidur selalu membacakan cerita untuknya. Suatu malam, ketika ia selesai membacakan cerita, ia bertanya pada Jenny.

“Apakah kau menyayangi ayah?”

“Tentu saja ayah, kau tahu itu.”

“Kalau begitu berikanlah kalung itu pada ayah.”

“Ayah, jangan kalungku. Tapi ayah bisa memiliki Princess, kuda putih dari koleksiku. Yang ekornya putih, ayah ingat kan? Yang pernah ayah berikan padaku, Princess favoritku.”

“Baiklah, sayang.”

Ia lalu mencium pipi putri kecilnya itu. Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, ayah Jenny bertanya lagi.

“Apakah kau menyayangi ayah?”

“Tentu saja ayah, kau tahu itu.”

“Kalau begitu berikanlah kalung itu pada ayah.”

“Ayah, jangan kalungku. Tapi ayah bisa memiliki bonekaku dan ayah bisa memiliki selimut kuning yang cocok dengan tempat tidurnya.”

“Baiklah, tak apa. Selamat tidur, Tuhan memberkatimu, anakku. Ayah sayang padamu.”

Seperti biasa, ia mencium pipi anaknya dengan lembut. Beberapa hari kemudian ketika ayahnya memasuki kamar, Jenny sedang duduk di tempat tidurnya. Ketika ayahnya mendekat, ia melihat mata anaknya berkaca-kaca dan air mata membasahi pipinya.

“Ada apa?”

Jenny tak berkata apapun, tapi ia mengangkat tangan kecilnya. Ketika ia membuka genggamannya, kalung mutiara itu ada di dalamnya. Dengan nada suara gemetar, ia berkata,

“Ini ayah, ini untukmu.”

Dengan air mata di pelupuk, ayah Jenny mengambil kalung tersebut dengan satu tangannya, sementara dengan tangan yang satu lagi, ia mengambil sebuah kotak berwarna biru dengan mutiara asli dari dalam kantungnya.

Ayah Jenny selalu menyimpan mutiara tersebut. Ia hanya menunggu anaknya untuk menyerahkan mutiara tiruan miliknya untuk menukarnya dengan mutiara asli.

Apa yang Anda simpan sehingga Tuhan menunda pemberian-Nya? Kepercayaan apa yang menghambat Anda?

---

Tuhan mungkin menunggu akan sesuatu yang seharusnya kita lakukan, tapi kita menahannya.




Gambar: vagabondish.com pearljewelrysource.com

Uang dan Hukum Sirkulasi

Post under inspirasi dan motivasi, Mengatur Keuangan di Jumat, September 17, 2010 Diposkan oleh Elsa
gambar uang








Apakah Anda termasuk orang yang “takut” mengeluarkan uang?

Dahulu saya pernah memposting satu artikel tentang hal yang sama.

Sekarang, saya ingin mengulangnya kembali dengan cerita yang berbeda.

Misalnya, Anda memiliki uang Rp 5 juta. Anda sebenarnya ingin sekali membeli sebuah smartphone baru karena milik Anda yang lama sudah hampir rusak. Tapi, Anda merasa sayang dengan uang Rp 5 juta Anda tersebut.

Padahal, seandainya Anda menggunakan uang Anda tersebut untuk membeli smartphone baru, apa yang akan terjadi?

Anda membantu diri Anda sendiri, dan sekaligus mendorong pergerakan ekonomi.

Coba bayangkan, jika misalnya Anda membeli smartphone di sebuah toko milik Pak Amir maka ia akan bisa membayar karyawannya, menciptakan lapangan kerja baru, memberi sedekah, dan lain lain.

Saya ingat kata Russell Brunson (Internet marketer) yang pernah memutuskan untuk membeli rumah mewah.


rumah mewah russell
Orang bertanya, "Buat apa membeli rumah semewah itu? Itu tidak adil sementara banyak orang miskin di sekitar!".

Tapi, dengan membeli rumah mahal tersebut, maka Russell bisa membantu si penjual rumah untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan.

Atau, mungkin Anda pernah melihat sebuah film (saya tak tahu judulnya), yang menceritakan bahwa ada seorang supir yang menjadi perantara penjualan tanah milik majikannya. Tanah tersebut harganya mahal bukan main karena letaknya yang strategis. Karena itulah, komisi yang didapatkan juga besar.

Jika misalnya ada yang berpikir, “buat apa membeli tanah semahal itu? Padahal kan masih banyak orang-orang miskin yang rumah pun tak punya?”

Padahal, dengan adanya si pembeli tanah maka sang supir yang tadinya miskin akhirnya bisa mendapat komisi ratusan/milyaran juta yang akhirnya bisa ia gunakan untuk membantu keluarganya dan bahkan bisa ia gunakan untuk naik haji.

Belum lagi dengan lapangan pekerjaan yang bisa ia ciptakan karena tanah tersebut ia pergunakan untuk membangun pusat bisnis.

Anda tak bisa terus menyimpan uang Anda seperti Mr. Chapman.

Scarcity thinking atau berpikir langka justru akan mengekang diri Anda.

Tapi sebelum Anda “menghamburkan” uang lebih banyak, saya ingin Anda mengingat kembali kutipan dari Robert Kiyosaki ini:

“Money without financial intelligence is money soon gone."

Uang tanpa pengetahuan finansial akan cepat hilang. Bukan “mindless spending” yang harus Anda lakukan, tapi Anda juga perlu tahu terlebih dahulu bagaimana mengatur keuangan yang benar.

Sudah seharusnya uang berputar mengikuti hukum sirkulasi / hukum sebab akibat / sunatullah / apapun Anda menyebutnya.


Gambar: collectionsplusinc.com

Dua Jalan dalam Kehidupan

Diposkan oleh Elsa


J.S. Adams pernah menceritakan di dalam bukunya, “Allegories of Life” tentang dua orang pria yang akan menuju sebuah lembah yang indah dan subur, namun mereka harus melalui sebuah hutan yang sangat lebat untuk sampai ke sana. Orang-orang mengatakan bahwa jalan yang harus ditempuh gelap dan penuh halangan, tapi jika sampai maka semua akan terbayar.

Maka, kedua orang pria tadi pun memulai perjalanan secara bersama-sama di pagi hari. Lama kelamaan, pria pertama menjadi semakin tidak sabar karena susahnya medan yang ditempuh.

Pria pertama memutuskan untuk secepat mungkin sampai ke lembah. Ia tak peduli semak belukar atau tanaman-tanaman tajam yang harus ia hadapi. Ia terus saja menerjang, meskipun semua badannya menjadi sakit.

Ia pun berlari secepat mungkin, sehingga temannya tertinggal. Setelah perjuangannya menembus hutan, ia pun akhirnya sampai di lembah tujuannya, meski sekujur tubuhnya sakit. Orang-orang di sekitar lembah pun memutuskan untuk menolong dan merawatnya.

Ketika pria pertama tadi sudah sampai di lembah, pria kedua masih berada di belakang.

Apa yang dilakukannya? Ternyata ia menggunakan kampak untuk memotong semak belukar dan tanaman yang mengganggu di sepanjang jalannya menuju lembah. Meskipun butuh waktu lebih lama, ia memilih untuk mempermudah jalan untuk dirinya sendiri sekaligus bagi orang lain yang nantinya ingin menuju ke lembah.

Hari demi hari ia lewati, dan akhirnya ia sampai ke lembah yang dimaksud. Sesampainya di sana, ia pun bertemu temannya yang masih terbaring sakit.

Keesokan harinya, pria yang membuat jalan di hutan tadi kemudian langsung bisa bekerja bersama penduduk di sana, sementara temannya masih tak bisa berbuat apa-apa.

Dan setelah itu, banyak orang mulai berdatangan ke lembah yang indah tersebut melewati jalan yang telah dibuat oleh pria kedua tadi.

Dari cerita ini, J.S. Adams menekankan bahwa ada dua jalan mengarungi kehidupan. Pertama seperti yang dilakukan pria pertama tadi yang hanya memikirkan diri sendiri untuk sampai ke tujuan dan kemudian perjalanannya berakhir, atau seperti pria kedua yang mau membuka jalan untuk orang lain, sehingga mereka mendapat berkah dan manfaat dari apa yang telah ia lakukan.
Sudahkah Anda Membaca E-Book "Berpikir Benar, Berpikir Positif"?

Orang tak dikenal

Diposkan oleh Elsa

Setelah kemarin ada cerita dari J.S. Adams, kali ini saya ingin berbagi lagi cerita dari penulis yang sama. Judulnya “Strangers” atau orang yang tak dikenal.

Dikisahkan ada seorang pria kaya raya dan tiga anak perempuannya yang tinggal di sebuah rumah besar dan indah. Dari kejauhan, terlihat juga rumah-rumah yang ditinggali oleh para tukang kayu, pembuat kapal, dan banyak lagi orang dengan profesi berbeda. Banyak dari mereka termasuk orang yang jujur, tapi banyak juga yang terlalu egois karena terbuai kemewahan harta benda.

Pria kaya raya tadi punya rencana untuk menghapus sifat tersebut, dan ia memutuskan agar ketiga putrinya menyamar menjadi orang miskin. Masing-masing dari mereka diberi sekantung emas untuk diberikan pada orang yang mau menolong mereka.

Kemudian, pria tadi dan ketiga anaknya mulai berkeliling. Di rumah pertama, mereka mengetuk pintu dan seseorang pun membukakan pintu dan berkata, “Tidak. Kami tidak punya kamar atau makanan untuk pengemis.” Lalu menutup pintu.

Di rumah berikutnya, mereka mengetuk pintu lalu berkata pada orang yang membukakan pintu “bisakah Anda memberi makan dan tempat berlindung untuk kami?”

“Kami tak punya makanan untuk dibuang-buang, dan rumah kami hampir tidak cukup untuk diri kami sendiri.” Lalu menutup pintu.

Mereka berkata pada ayah mereka, “haruskah kita teruskan?”. Ayah mereka menjawab, “Masih ada dua lagi. Kita lihat siapa yang tidak egois. Karena kalian sebenarnya tidak membutuhkan bantuan, kalian bisa berhenti jika ditolak.”

Sampailah mereka di rumah berikutnya.

“Yang ini kelihatan lebih meriah daripada yang lain. Kita pasti akan diterima.” Dan sang ayah tetap mengawasi mereka sambil bersembunyi.

Ketika pintu dibuka, muncullah seorang gadis. “Bisakah kau memberi kami makan dan tempat berteduh selama satu malam?” kata salah seorang dari mereka.

“Tidak. Kami baru saja menghabiskan uang untuk saudara kami, Jack, yang baru saja kembali dari laut. Kami juga tidak bisa karena kami tidak punya satu kamarpun yang tersisa, sebab semua teman-teman kami ada di sini.”

“Tapi kami lelah, dan butuh tempat beristirahat dan makanan” Kata salah seorang dari mereka sambil melihat meja yang penuh dengan makanan.

“Ya, tapi kami hanya punya untuk diri kami sendiri dan teman-teman kami. Bukan untuk pengemis” kata gadis itu, lalu menutup pintu.

“Haruskah kami melanjutkan, ayah?” kata mereka.

“Satu kali ini saja, ini yang terakhir.” Katanya sambil mengantar mereka ke rumah seorang janda miskin.

Mereka berhenti sejenak di depan rumah, karena mereka mendengar suara seseorang yang sedang berdoa, “Berilah rizki pada hamba, maafkan kesalahan hamba, dan jangan biarkan hamba tergoda.”

Ia kemudian berdiri setelah mendengar suara ketukan pintu. Setelah membuka pintu, ia tersenyum pada ketiga gadis tadi.

“Aku punya tempat berteduh, tapi tak punya makanan. Masuklah.”
Mereka kemudian masuk.

“Aku tak punya makanan, tapi marilah dekat perapianku ini. Udara di luar sangat dingin, dan kalian pasti butuh istirahat.”

Ia kemudian berkata, “Aku senang kalian datang sekarang, aku tak punya bahan bakar lagi, dan jika kalian datang besok pasti di sini gelap dan dingin.”

Ketiga gadis tadi kemudian mengeluarkan emas yang ada di kantung mereka. Wanita tadi pun terkejut dan tidak bisa berkata-kata melihatnya.

“Ini dari ayah kami, karena Anda telah menolong kami yang sedang menyamar”. lalu mereka meletakkan emas di meja.

“Tuhan pasti akan memberi rizki pada orang yang mau membantu orang lain.” kata sang ayah yang kemudian muncul.

Pagi harinya, orang-orang ramai membicarakan emas yang didapat oleh wanita tadi. Mereka menyesal kenapa mereka tidak menolong tiga gadis yang menyamar tadi.

“Biarlah pengalaman ini menjadi pelajaran untuk seumur hidup kalian, agar menolong orang lain yang sedang membutuhkan.”

“Tapi mereka sebenarnya tidak kelaparan dan kedinginan!” Kata salah seorang dari penduduk.

“Kalian menghadapi hal yang sama, karena sebenarnya saat itu kalian semua tidak tahu bahwa mereka menyamar.” Mereka pun terdiam, karena itu memang benar.

Tapi pelajaran tersebut tidak hanya bertahan sementara, sebab mereka telah berubah dan tidak pernah lagi menutup pintu untuk orang asing yang sedang membutuhkan.


"Kesempatan-kesempatan besar untuk membantu orang lain jarang datang, tapi yang kecil ada di sekeliling kita setiap hari." - Sally Koch

Menciptakan Akhir yang Baru

Des 31

Diposkan oleh Elsa

Menciptakan Akhir yang Baru
Dahulu dosen saya pernah berkata kira-kira seperti ini, “Saya tidak mau belajar dari kesalahan. Saya mau belajar dari kesuksesan.”

Saya pikir benar juga, karena “success breeds success”. Kesuksesan melahirkan kesuksesan.

Jika Anda pernah mendengar sebuah kutipan berbunyi “from failure we learn, from success not so much” itu sebenarnya kurang tepat. Intinya apakah kita cenderung belajar lebih banyak dari kegagalan, atau kesuksesan?

Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak bisa belajar dari kesalahan, tapi menurut sebuah penelitian belajar dari kesuksesan justru cenderung lebih positif.

Penelitian yang mengungkap hal ini dilakukan oleh seorang neuroscientist / ahli syaraf otak dari Massachusetts Institute of Technology bernama Earl Miller.

Sebenarnya penelitian ini dilakukan pada monyet (tentu karena yang diteliti neuronnya, bukan berarti kita sama dengan monyet) dan berlaku jika kesuksesan yang dialami diberi imbalan atau reward. Dengan adanya imbalan atau hal positif yang terasosiasi dengan kesuksesan tersebut, maka proses dalam neuron otak akan meningkat.

Tapi ini tentu bukan berarti bahwa kita tidak bisa belajar dari kesalahan atau kegagalan.

Sebenarnya penelitian tersebut menunjukkan kondisi di mana kesuksesan diberi imbalan, sementara kegagalan tidak menimbulkan dampak negatif.

Jika misalnya kegagalan atau kesalahan yang Anda alami memberi konsekuensi buruk pada Anda seperti kehilangan uang, Miller mengatakan bahwa situasi ini mungkin justru bisa memberi umpan positif. Jadi, intinya kesalahan bisa menjadi bahan evaluasi bagi kita.

Itulah mengapa dalam e-book targetpositif.com disampaikan bahwa kita perlu memberi imbalan pada diri sendiri atas keberhasilan, sekecil apapun keberhasilan itu dan sekecil apapun imbalan itu.

Terkait dengan hal ini baik dalam melangkah menuju hari baru, bulan baru, atau tahun baru, saya pikir ada satu kutipan terkenal yang ingin saya bagi:


“No one can go back and start a brand new start, anyone can start now and make a brand new ending.” - Carl Bard

Kita tidak bisa kembali ke masa lalu dan membuat awal yang baru, tapi kita bisa memulai sekarang dan menciptakan sebuah ending atau akhir yang baru.

Diri Anda sekarang juga bukanlah diri Anda selama ini.

Kita selalu bisa melakukan hal-hal baru di saat sekarang dan meninggalkan hal-hal di masa lalu yang tidak bisa kita ubah, yang sudah tidak ada gunanya bagaikan “menggergaji serbuk gergaji”.

Ini seperti satu bagian dari lirik lagu Taylor Swift berjudul Innocent (yang katanya ditujukan pada Kanye West yang telah meminta maaf karena sempat menyela dirinya ketika menerima penghargaan VMA) yang sangat saya suka:
“Who you are is not where you’ve been.”
Keadaan Anda saat ini tidaklah sama dengan keadaan Anda selama ini.

Buah dari Sebuah Respon

Post under sekilas inspirasi di Jumat, Januari 28, 2011 Diposkan oleh Elsa

Kata Zig Ziglar, respon cenderung positif sedangkan reaksi cenderung negatif. Seperti halnya obat, tubuh akan dikatakan merespon jika mengalami perubahan positif dan dikatakan bereaksi jika menimbulkan dampak negatif karena obat tersebut.

Neil Parischa adalah sebuah contoh yang menurut saya sesuai akan respon vs reaksi ini.

Ketika ia ditinggal oleh istrinya dan ditambah lagi dengan teman baiknya yang bunuh diri serta maraknya berita-berita negatif di televisi, respon yang ditunjukannya benar-benar kreatif.

Daripada bereaksi terhadap hal-hal menyedihkan yang menimpanya, ia memutuskan untuk merespon dengan membuat blog bernama 1000 Awesome Things yang berisi hal-hal sederhana yang sering kali orang abaikan, padahal sebenarnya patut disyukuri.

Hal-hal keren yang ia maksud misalnya seperti suara telur yang baru digoreng di atas wajan, bisa membuka tutup botol ketika yang lain tidak bisa, atau ketika supir bus menurunkan Anda di dekat rumah.

Hasilnya, blognya meraih penghargaan Webby Award dan bukunya The Book of Awesome sempat menjadi buku terlaris secara internasional selama 30 minggu berturut-turut.

Oh ya, mungkin Anda berminat melihat presentasi Neil di event TED :-)


“Respond intelligently even to unintelligent treatment.” - Lao Tzu

Preston Ely - 9 Hukum untuk Hidup Luar Biasa

Diposkan oleh Elsa

preston ely
Saya ingin berbagi pada Anda tentang isi dari sebuah presentasi yang pernah dilakukan oleh Preston Ely. Kalau Anda belum pernah mendengar tentang Preston sebelumnya, saya informasikan bahwa ia adalah pebisnis real estate.
Sebenarnya judul dari presentasi ini adalah “11 Laws to Living Large” tapi nampaknya Preston melewatkan dua slide sehingga yang disampaikan hanya 9. Sebenarnya presentasi ini juga akan ia beri judul “10 Rahasia Sukses”, tapi karena ada satu tambahan lagi dan karena orang cenderung menghubungkan “sukses” dengan hal berbau finansial atau materialistis, maka ia mengubah judulnya.
Jadi, inilah “9 Hukum untuk Hidup Luar Biasa”:
1. Ketahui Tujuan Hidup Anda
- Catat / cari tahu bakat yang Tuhan beri pada Anda
- Cari feedback / umpan balik dari orang lain. Mintalah pendapat pada orang lain tentang hal apa yang bagus dari diri Anda
- Kata hati
Ikutilah apa kata hati Anda. Pada akhirnya, Anda lah yang menentukan tujuan hidup Anda, bukan orang lain.
2. Hasrat / Keinginan Besar
- Ingin saja tidak cukup. Apakah Anda benar-benar menginginkannya? Seberapa besarkah keinginan Anda untuk mewujudkan tujuan hidup Anda?
3. Stubborn Pigheaded Determination
“Keinginan adalah kunci motivasi, tapi determinasi dan komitmen yang tak ada hentinya untuk mengejar tujuan Anda – komitmen untuk keunggulan – adalah hal yang akan membuat Anda mampu meraih kesuksesan yang Anda cari.” – Napoleon Hill, Think & Grow Rich
4. Disiplin Diri, Mengatasi Perlawanan Diri, Kemampuan Menahan Rasa Sakit, Kemauan
5. Motivasi
- Goal
- Tujuan
- Rasa Takut
6. Bekerja Keras dan Efektif
- Lakukan apa yang menghasilkan uang dahulu
- jangan lakukan “multi-task”, lakukan satu per satu- buat “to do list” atau daftar tentang apa yang harus Anda lakukan
- sense and urgency
- speed of implementation
7. Integritas
"Integritas adalah inti dari semua hal yang sukses." - Richard Buckminster Fuller
"Untuk menjadi persuasif kita harus bisa dipercaya, untuk bisa dipercaya kita harus punya kredibilitas, untuk punya kredibilitas kita harus jujur." - Edward R. Murrow
8. Keberanian/ Mengambil Risiko
9. Energi
“Kuncinya bukan mengatur waktu. Tapi mengatur energi.” – Tony Schwartz (penulis the art of deal)
- Tidur 7-8 jam
- Olah raga 6 kali seminggu
- Makan 5-6 makanan dengan 200 kalori per hari (organik)
- 8 gelas air
- Berlari sprint
- Batasi alkohol (di budaya kita tentunya tidak minum alkohol sama sekali)
- Batasi karbohidrat dan gula
- Hidup bermoral
- Mendapat suntikan vitamin B12
- Memaafkan
- Sayuran hijau
- Tuhan (seharusnya ini diletakkan di urutan pertama ya..)
- Bersosialisasi dengan para pemenang
- Multi vitamin
- Teh Hijau
- Makanan mentah (belum diproses)
- Tanya “Kenapa”
- Liburan
- Amal
- Memanfaatkan bakat
- Hidup di masa sekarang
- Musik
-Percaya Anda BISA
-Keindahan
-Berhenti Merokok

Lampu Merah

Post under sekilas inspirasi di Minggu, Januari 30, 2011 Diposkan oleh Elsa

Ketika kita akan pergi ke suatu tempat, entah dengan mobil, sepeda motor, atau kendaraan apapun, apakah kita menunggu sampai semua lampu hijau?

Tentu tidak.

Apakah kita juga menunggu sampai semua jalan sepi?

Tentu tidak.

Kita tentu akan terus melaju, berhenti ketika ada lampu merah, dan berjalan lagi ketika lampu hijau. Jika ada kendaraan yang menghalangi jalan, tentu kita akan mencari jalan untuk bisa melaluinya.

Ini sama seperti halnya jika ingin mencapai tujuan dalam hidup. Tidak perlu menunggu sampai semuanya sempurna.



Gambar: freeclipartnow.com

2 Cerita




Post under Cerita Motivasi di Sabtu, April 14, 2012 Diposkan oleh Elsa




Ada dua cerita dari dua buku dan penulis berbeda yang pernah saya baca, tapi sebenarnya bisa ditarik sebuah kesimpulan yang sama dari keduanya.

---

Cerita pertama adalah dari buku The Success Principles oleh Jack Canfield:

Di salah satu seminarnya, Jack Canfield melihat dari kejauhan ada seorang pria yang duduk di deretan belakang yang nampak tidak senang. Ia melihat pria tersebut menyilangkan tangan di dadanya dengan wajah yang nampaknya kesal. Di dalam hatinya, Jack berpikir bahwa pria itu pasti dipaksa oleh boss-nya untuk datang ke seminar, atau dia tidak menyukai isi seminar tersebut.

Karena tidak ingin ada salah satu peserta seminar yang merasa tidak senang, Jack memutuskan untuk mendekati pria tersebut. Ia kemudian bertanya langsung padanya apakah ia dipaksa datang atau tidak.

Pria itu menjawab bahwa ia tidak dipaksa datang, dan ia justru sangat menyukai isi seminar tersebut. Hanya saja, ia sedang terkena flu dan ia tidak ingin pulang dan melewatkan seminar yang bagus tersebut.

---

Sementara cerita kedua, pernah saya baca di buku 7 Habits of Highly Effective People oleh Stephen R. Covey:

Pada suatu hari Minggu yang tenang, Stephen sedang berada di sebuah subway di kota New York. Ia melihat bahwa suasana di sana sangat damai dan menyenangkan. Namun, kemudian datanglah seorang pria yang membawa anak-anaknya yang masih kecil. Mereka ternyata tidak bisa diam dan membuat ulah di dalam kereta. Sang ayah yang berada di sebelah Stephen pun hanya duduk terdiam dan memejamkan matanya, tanpa berbuat suatu apa pun.

Karena merasa kesal dan terganggu, Stephen berbicara pada sang ayah dan memintanya untuk melakukan sesuatu. Tapi, kemudian pria tersebut memberikan jawaban yang tidak terduga.


Pria tersebut mengaku sadar bahwa dia perlu melakukan sesuatu, tapi ia dan anak-anaknya baru saja pulang dari rumah sakit di mana ibu mereka baru saja meninggal satu jam yang lalu. Ia mengatakan bahwa ia tidak bisa berpikir lagi dan tak tahu apa yang harus dilakukan.
Seketika itu juga sikap Stephen berubah.

---

“Prejudice is a great time saver. It enables you to form opinions without bothering to get facts.” - Anonymous



Gambar: Ashley Coombs on Flickr

Siapa Bilang Memberi Lebih Baik Daripada Menerima?

Diposkan oleh Elsa



Ok, Nabi Muhammad mengatakan seperti itu (tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah). Bukannya saya menentang, justru saya menulis ini karena saya setuju. Saya sebenarnya teringat salah satu pernyataan T. Harv Eker dalam bukunya, Secrets of the Millionaire Mind.

Harv mengatakan di bab "Wealth File #10" bahwa orang kaya adalah penerima yang bagus, dan orang miskin adalah penerima yang buruk. Memang saya setuju dengan pernyataan tersebut.

Idenya adalah bahwa orang kaya percaya bahwa diri mereka berharga (worthy) dan berhak menerima kekayaan, sementara orang miskin takut dan merasa tidak berharga (unworthy) sehingga mereka tidak berhak menerima kekayaan.


Contohnya, orang miskin ketika dipuji secara tulus mereka justru merasa tidak layak. Mereka juga tidak berani mematok harga tinggi untuk apa yang mereka berikan, bahkan jika apa yang mereka lakukan memang layak diberi harga mahal.

Tapi, lebih lanjut Harv mengatakan bahwa pernyataan "memberi lebih baik daripada menerima" adalah pernyataan yang salah yang diciptakan oleh mereka yang ingin agar orang lain yang lebih banyak memberi dan mereka yang menerima.

Tentu saja saya tidak setuju.

Saya lebih setuju dengan Jim Rohn. Ia mengatakan bahwa "memberi lebih baik daripada menerima karena memberi akan memulai proses menerima."

Lebih baik bukan berarti bahwa yang satu bisa ada tanpa yang lain. Dua-duanya, memberi dan menerima, sama-sama baik. Tapi menurut saya kita tidak bisa menerima jika kita tidak memberi.

Memang bisa saja pengemis terus menerima uang meski mereka tidak pernah memberi apapun, tapi seperti kata Anzia Yezierka (penulis dari Polandia), kemiskinan bisa diibaratkan sebagai sebuah kantung yang berlubang. Meski terus menerima, uang tersebut akan jatuh di tengah jalan.

"Giving is better than receiving because giving starts the receiving process." - Jim Rohn


gambar: visualphotos

Gambar Grafity di jalanan yang Keren Abis


Rabu, 27 Mei 2009

Grafity di jalanan yang Keren Abis













Sumber:

Makna dan Tujuan Hidup




Apa tujuan hidup Anda? cobalah sejenak memikirkan, merenungkan, dan menggumuli pertanyaan itu. Itu penting agar hidup kita tidak seperti layangan putus, terombang-ambing.

Tuhan menciptakan dan memberi kita hidup, tentunya tidak sekedar untuk mati. Pasti ada misi bagi kita. Ada dua misi, yaitu misi individual dan misi universal. Misi universal yang berlaku bagi semua orang percaya adalah menjadi garam dan terang dunia.

Garam dapat mencegah pembusukan daging dan memberi cita rasa pada makanan. Orang romawi dulu bahkan menganggap garam sebagai benda paling bersih dan jernih, karena berasal dari dua benda yang juga paling bersih dan jernih, yaitu matahari dan laut. Karena itu, garam selalu dihubungkan dengan kemurnian.



Adapun Terang memampukan kita untuk membedakan jalan yang benar dan salah. Terang juga dapat menjadi alat penyelamatan. Dan banyak lagi manfaat terang. Bahkan sesungguhnya, tapa terang dunia, tidak akan pernah ada kehidupan.

Itulah misi kita yang sesungguhnya, menjadi garam dan terang. Apakah orang-orang di sekitar kita betul-betul bersyukur dengan kehadiran kita? Pertanyaan ini baik menjadi bahan intropeksi kita, untuk menilai sejauh mana kita sudah mengemban misi kita.

Ada seorang yang sejak muda sangat gigih untuk mengejar keberhasilan. Dan betul, ia berhasil. Ia tidak saja menjadi orang sangat kaya, tapi juga pandai dan punya jabatan tinggi. Semua orang terkagum-kagum dengan kesuksesannya. Tetapi, ketika ia sudah tua dan pensiun, ia menengok kehidupan yang sudah ia jalani, dan merasa sangat hampa. "Semua itu seperti usaha menjaring angin," katanya mengutip kitab Pengkhotbah, "sia-sia di atas segala kesia-siaan."



Kita semua pada dasarnya sedang menunggu giliran untuk bertemu dengan kematian. Hari ini si Polan, kemarin si Pulin, besok entah siapa lagi. Suatu saat akan tiba giliran kita. Entah kapan, tetapi pasti. Pertanyaannya, apa yang akan dikenang orang ketika kita tiada? Akankah kita hilang dan dilupakan?

Ada cerita tentang seorang pria yang mempunyai 4 istri. Suatu saat pria itu sakit parah, dan sudah hampir mati. Ia ingin istrinya menemani sampai pada kematiannya. Maka, dipanggillah istri ke empat, wanita yang cantik jelita dan seksi. "Istriku, aku akan mati. Temani aku, sampai aku mati," pintanya.

"Menemanimu sampai mati? Tidak, aku tidak mau," jawab si istri sambil pergi tanpa menoleh lagi kepadanya.

Istri ketiga dipanggil, wanita dengan berpenampilan modis dan trendi. Permintaan yang sama dia ajukan. "Apa? Menemanimu sampai mati?" sahutnya. "Tidak mau. Lebih baik aku menikah lagi."


Istri kedua dipanggil, wanita berpenampilan biasa. Kepadanyalah sang suami sering meminta pendapat tentang berbagai hal. "Istriku, tak lama lagi aku akan mati, aku ingin sekali kamu ikut denganku," pinta si suami.

"Aku tidak bisa sekalipun aku mau," jawab si istri. "Aku hanya bisa menemanimu sampai lubang kubur."

Terakhir, Istri pertama, wanita sederhana. Permintaan yang sama diajukan padanya, "Suamiku," jawab sang istri. "Tidak usah khawatir. Tanpa kamu minta, aku akan menyertaimu selamanya, bahkan sampai pada kematianmu."

Pada dasarnya, kita memiliki empat "istri". Yang pertama, tubuh jasmani kita. Betapa pun baiknya kita menjaga dan merawatnya, tubuh jasmani akan meninggalkan kita, hilang tanpa bekas. Yang kedua adalah kekayaan dan jabatan. Ketika meninggal, kita tidak akan membawanya serta, dan justru akan beralih ke orang lain. Ketiga adalah teman-teman, kerabat dekat, dan keluarga kita; seberapa pun besarnya kasih sayang mereka kepada kita, mereka hanya bisa mengantar kita sampai ke lubang kubur, tidak lebih. Yang keempat adalah iman dan karya kita selama hidup di dunia, yang akan menyertai kita sampai mati.



Maka, benarlah kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedang manusia mati meninggalkan karya; Karya untuk Tuhan dan sesama. Dengan menjadi garam dan terang dunia; kita dapat membuat dunia ini lebih baik.

Monday, May 28, 2012
Wow,Di Makassar Ada Masjid Terapung Pertama di Dunia


< <Masjid 99 Al Makazzary merupakan masjid terapung pertama di Indonesia yang terletak di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. Masjid yang melambangkan Asmaul Husna baru didirikan dari dana sumbangan dermawan yang mampu menampung 500 jemaah. Masjid ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Makassar yang melambangkan makna keislaman, kebesaran dan kebanggaan.
Asmaul Husna melambangkan angka 99 dan Al Makazzary melambangkan salah seorang imam besar Masjidil Haram Syekh Yusuf.


Dengan nama 99 Al Makazzary, masjid dengan biaya Rp 6 miliar bisa didirikan dan dana yang terkumpul hingga kini baru Rp 2 miliar. Keunikan Masjid 99 Al Makazzary berlantai 3 berdiameter 45 meter ini terletak di timur laut Pantai Losari yang berhadapan dengan rumah jabatan Wali Kota Makassar di Jl Penghibur, terlihat dari atas membentuk angka 99.

Terdapat dua kubah berdiameter 9 meter yang dibawahnya pengunjung dapat menggunakan tempat bersantai dan beristirahat dengan embusan angin pantai. Masyarakat bisa naik ke atas kubah yang melalui dua tangga samping yang mengelilingi masjid. Bangunan dengan memadukan konsep modern, kontemporer dan islami, Masjid 99 Al Makazzary terlihat indah berdiri di atas permukaan laut.

Makanya, meski pembangunan masih berlangsung, masyarakat banyak berdatangan melihat keindahan masjid sambil menunggu tenggelamnya matahari (sunset) dengan menikmati makan an khas Makassar, Pisang Epek yang kemudian menjalankan shalat magrib berjamaah. < Sumber


<

Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012

AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012 siapa bilang nenek-nenek zaman sekarang kalah ama Abg!!! kalo dari segi action kayak nya ga kalah bersaing neh,polah dan tingkah laku nenek nenek di bawah ini bisa mengocok isi perut , ga percaya simaaaaaaaakkkkk langsunggg ...!!!



AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012






AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012




AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012




AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012




AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012







AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012




AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012










AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012










AmpunDeh Koleksi Foto Nenek-Nenek Gaul 2012