“Gratitude for the abundance you have received is the best insurance that the abundance will continue.”
~Muhammad S.A.W~
Keluhan nampaknya sudah “menjamur” di mana-mana.
Joko, budi, ani, ina, semua mengeluh.
Mengeluh tentang kenaikan harga, mengeluh tentang Indonesia yang tak bisa masuk Piala Dunia, mengeluh tentang cuaca panas, mengeluh tentang cuaca dingin, mengeluh tentang kulit gelap, hidung pesek, badan pendek, dompet kosong...you name it.
Mengeluh = fokus pada apa yang tidak Anda inginkan.
Fokus pada apa yang tidak Anda inginkan = menarik apa yang tidak Anda inginkan.
Sementara, masih banyak juga orang yang selalu bersyukur.
Tono, badu, tini, dan yang lainnya senantiasa mensyukuri apa yang mereka dapatkan. Mereka memilih untuk memaksimalkan apa yang mereka miliki saat ini daripada mengeluhkan tentang apa yang tidak mereka miliki.
Bersyukur = fokus pada apa yang Anda inginkan.
Fokus pada apa yang Anda inginkan = menarik apa yang Anda inginkan.
Lain kali jika Anda menemukan diri Anda mengeluh, mungkin Anda bisa “ikut-ikutan” cara Will Bowen.
Will memang seorang pastor, tapi bukan berarti cara ini bukan untuk semua orang.
Organisasinya di A Complaint Free World adalah sebuah organisasi non-profit dan non-religius.
Jadi, Anda hanya perlu memakai sebuah gelang.
Tiap kali Anda menemukan diri Anda mengeluh tentang apapun, pindahkan gelang tersebut ke tangan yang lain.
Lakukan itu terus menerus selama 21 hari, agar mengeluh bisa hilang dari kebiasaan Anda, dan bersyukur menjadi kebiasaan yang baru.
Oh ya, lain kali ketika Anda menemukan diri Anda mengeluh tentang keadaan diri Anda, lihatlah dua orang ini:
Nick Vujicic : Pernah berdoa agar tangan dan kakinya tumbuh, tapi sekarang ia bersyukur karena ia masih hidup dan bisa menjadi inspirasi untuk banyak orang. No arms, no legs, no worries.
Dustin Carter: Kondisinya sama seperti Nick, tapi bisa bergulat dengan orang normal.
Gambar: onlinedatingnewsletter.com | eportfolio.lagcc.cuny.edu | martialartsbusinessdaily.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar