Massa yang menamakan diri kelompok 99% menggalang dukungan lewat internet, mengundang lebih banyak lagi masyarakat Amerika Serikat turut serta dalam Gerakan Kuasai Wall Street.
Dalam sebuah laman, kelompok 99% ini berkeluh kesah mengenai kesulitan keuangan mereka di negara tersebut.
Semua testimoni tersebut dituliskan dalam selembar kertas dan difoto untuk dipublikasikan di laman wearethe99percent.tumblr.com. Mereka adalah sarjana pengangguran, ibu rumah tangga, pensiunan, dan mahasiswa yang kesulitan biaya.
Salah satu yang berkeluh kesah adalah wanita berusia 25 tahun, sarjana humaniora. Dia mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan dan asuransi, serta berutang ratusan juta rupiah untuk biaya kuliah. “Saya 25 Tahun, dengan gelar sarjana humaniora: tanpa pekerjaan, tanpa asuransi, bergantung pada voucher makanan, dan berutang kuliah US$20.000 (Rp179 juta),” tulisnya.
Seorang wanita lainnya mengatakan bahwa dia tidak bisa membayar tagihannya, padahal dia seorang sarjana. “Saya takut menghadapi masa depan,” katanya.
Pengirim foto lainnya adalah seorang ibu rumah tangga yang mengatakan suaminya bekerja 15 jam per hari demi memenuhi kebutuhan hidup. Untuk biaya asuransi kesehatan, mereka juga harus membayar US$12.000 per tahun (Rp107 juta). “Anak-anakku hampir tidak mengenali ayah mereka, tapi kami bersyukur,” tulis wanita pirang ini.
Veteran Perang
Ada juga seorang veteran perang yang merasa hidupnya melarat akibat tagihan yang menumpuk. Dia mengeluhkan sulitnya memperoleh asuransi kesehatan dan mahalnya biaya medis. “Ketika tabungan saya habis, saya hidup dari utang dan belas kasihan teman dan keluarga. Saya telah menghabiskan dua bulan menggelandang dan masih berusaha hidup layak,” ujarnya.
Itu adalah sebagian foto dari sekitar 680 foto keluhan yang ditampilkan di laman tersebut. Di akhir surat, mereka menuliskan “Kami adalah 99%”. 99 Persen ini merepresentasikan jumlah warga negara AS yang susah akibat ulah miliuner yang berjumlah 1 persen.
Perekonomian AS tengah morat marit akibat membengkaknya defisit dan anjloknya harga saham. Hal ini membuat pekerjaan berkurang hingga 7,25 juta dibandingkan krisis 2007 lalu.
Menurut USA Today, pada tahun 2010, hanya sekitar 66,8 persen warga AS yang mempunyai pekerjaan, sisanya menganggur. Angka ini adalah yang terendah dalam sejarah bangsa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar