Bagaikan aliran listrik menyengat tubuhku tatkala kutemukan lagi sapu tangan biru itu.Ini untuk ketiga kalinya.Tapi kali ini..sapu tangan biru itu mampu membuatku meraih puncak kekhawatiranku.Beribu pertanyaan berkecamuk dalam benakku..
“Ya Allah..apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa bercakan darahnya makin banyak?”
Bergegas kumasuki kamarku.Kulihat betapa damainya dia dalam tidurnya.Seolah malaikat menjaganya dalam tidurnya.Kuperhatikan tubuhnya…ya sedikit kurus dibandingkan bulan yang lalu.Mungkin pekerjaan yang makin menyita waktunya,pikirku.
Kubelai rambutnya dan ku kecup keningnya sebelum kuputuskan untuk keluar dari tempat itu..
Rasa penasaranku membujuk langkahku menuju kamar kerjanya.Kuperiksa setiap sudut/celah yang bisa menjawab kekhawatiranku.Dan jantungku berdetak hebat tatkala kutemukan secarik nota dan beberapa botol obat atas namanya .
“Ya Allah..ternyata dia sakit..dan dia berusaha memendamnya sendiri…!”
Tangisanku tumpah dalam sujudku.Aku merasa berdosa.Aku inginmemohon ampunan_Nya dan pertolongan_Nya.Aku yakin Allah swt maha mendengar atas semua do’a hambanya.Dan kuyakini kalau Allah akan membukakan pintu_Nya di waktu malam seperti dalam yang Rosulullah sampaikan:
“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.”
( HR Bukhari dan Muslim )
Rasa sesal dan kesedihan menyeruak dalam jiwaku.Aku tidak bisa menjaganya dengan baik.Aku tidak sempurna menjalankan kewajibanku selayaknya sesuai akidahku.
Malam terasa panjang dalam lingkaran kesedihanku…
**************
“Sakitkah dirimu,Ree?”sapanya sambil mengecup keningku.
“Tak enak badan,Luc..! Mungkin kurang istirahat..”jawabku sambil tetap berbaring di kamarku.
“Sudah beberapa malam dirimu menangis dalam tahajudmu.Ada apa Ree? Maukah kau berterus terang kepadaku?” tanyanya penuh harap
“Bukan aku yang harus berterus terang,Luc..! Tapi kamu..! Kamu yang selama ini menyembunyikan sesuatu dariku..!”jawabku sambil menahan air mataku
“Maksudmu? Bukankah selama ini aku selalu terbuka untukmu.Aku tak pernah menyembunyikan sesuatu darimu ,Ree !
“Jangan bohong,Luc ! Tolong katakan terus terang kepadaku sebelum aku menuduhmu yang nggak-nggak.Aku ingin kamu jujur,Luc…please..!
“Maksudmu apa,Ree? Sungguh aku tidak mengerti..!
“Luc,beberapa kali kutemukan sapu tangan birumu yang penuh bercakan darahmu dan sederet obat-obatan untukmu serta secarik nota yang semuanya berisi obat-obat yang harus kau minum.
Aku sangat sedih Luc,kamu tak berbagi penderitaanmu denganku.Kamu tak jujur kepadaku..!”sahutku parau dan pecahlah tangisku…
“Maafkan aku,Ree..!Aku tak mau membuatmu shock dengan penyakitku ini.Aku belum berani berterus terang kepadamu.
Penyakitku sangat berbahaya dan aku tidak ingin dirimu terjangkiti juga.Aku sangat mencintaimu dan inilah salah satu caraku mencintaimu.
“Tetapi seharusnya kamu berterus terang kepadaku,Luc..! Kita suami istri seharusnya saling berterus terang dalam hal segalanya.Suka duka kita harus tanggung bersama,Luc..!
Aku hanya tidak mengerti bagaimana kau bisa tertular penyakit mematikan itu .Tell me Luc,apakah kamu sudah tidak mencintaiku hingga kamu berpetualang dengan wanita lain di luar sana?”
“Ree..jangan berkata seperti itu.Tak ada wanita lainpun yang mampu mengisis hidupku selain kamu.
Hanya kamu wanita yang kucintai dan ingin kujadikan bidadriku kelak di surga.Aku tak pernah menyentuh wanita yang bukan mukhrimku.”
“Lalu bagaimana kau bisa terjangkiti penyakit itu,Luc? Dan sudah berapa lama dirimu terjangkiti?”
“beberapa bulan yang lalu ada pasien bayi yang terjangkiti penyakit AIDS dari orang tuanya.Kebetulan dokter yang menangani dibagian emergency adalah diriku dan tanpa sengaja ada jarum bekas suntikannya menyentuh tanganku.
Dan perlu kau ketahui penularan AIDS tidak hanya via hubungan suami istri tapi lewat alat jarum suntik pun bisa.
“What?Bagaimana bisa?Bukankah kamu senantiasa memakai sarung tangan?”
“Ree,waktu itu kejadiannya sangat cepat dan tanpa terduga .Suster Eline yang baru saja mengambil sample darah bayi itu secara tak sengaja menabraku dari samping dan jarum itu menancap dilenganku.
Aku memang sakit Ree,aku positip terkena AIDS.Penyakit ini bagaikan hantaman keras dalam hidupku.
Namun aku harus tabah dan kuat karena kuyakin Allah swt sedang menguji keimananku.
Tentu kau tahu akan Firman_NYa yang berbunyi:
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
[Al Baqarah:155-157]
“Tapi seharusnya kau berterus terang kepadaku,Luc..! Aku istrimu.Mengapa kau sembunyikan selama berbulan-bulan Luc?”
“Aku belum siap kehilanganmu,Ree…! Aku sangat mencintaimu…!
“Luc,tolong dengarin…Saya tidak akan meninggalkanmu kapan dan dimanapun kamu berada.Saya akan senantiasa berada disampingmu.Kita akan berjuang bersama-sama menangani penyakitmu ini dalam suka dan duka hingga Allah swt memanggil kita.
Ingatlah…ini ujian dari Allah swt untuk kita Luc. Dan kita harus yakin bahwa Allah swt –lah maha penyembuh.Dia yang bisa berkehendak atas hidup kita,Luc…!
Kau masih ingat akan do’a nabi Ibrahim as yang berbunyi:
“Dan apabila aku sakit Dialah Yang menyembuhkan aku”
(QS asy-Syu’araa’: 80). Artinya: jika aku ditimpa suatu penyakit maka tidak ada satupun yang mampu menyembuhkanku selain Allah Ta’ala, dengan sebab-sebab yang ditetapkan-Nya membawa kesembuhan bagiku”
“Tafsir Ibnu Katsir” (3/450).
Juga do’a Rosulullah yang berbunyi:
“Ya Allah Rabb (pencipta dan pelindung) semua manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkau adalah asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu, kesembukan yang tidak meninggalkan penyakit (lain)”
(al-Bukhari (no. 5311) dan Muslim (no. 2191).
Jadi Luc..kita harus optimis bahwa tidak ada satu pun yang mampu melakukan semua itu kecuali Allah Ta’ala semata, maka tidak ada kesembuhan penyakit selain kesembuhan dari-Nya dan tidak ada asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh) kecuali Dia,”kataku panjang lebar
“Terima kasih Ree..! Tetapi aku tidak ingin dirimu terjangkiti karenaku.Kau masih muda dan masih banyak harapan yang bisa kau raih sepeninggalku.
“Luc,saya ingin menjadi istrimu dunia dan akhirat.Saya tidak ingin laki-laki lain.Saya ingin menjadi bidadarimu di syurga kelak.Jadi izinkan saya merawatmu,menjagamu dan melimpahkan segenap kasih sayangku sebagai istrimu .Kita akan berlaku seperti tidak terjadi apa-apa diantara kita.Tak ada AIDS yang mampu memisahkan kita…!”ucapku seraya memeluknya…
***************
Spore,2001
Rintikan hujan senantiasa menyembunyikan tetesan air mataku…
Dan tatkala gemuruh petir menyambar..jiwaku terasa mati..
Masih bisakah dirimu mendengar suaraku?
Masih bisakah kusentuh kulitmu?
Masih bisakah kurasakan dekapan cinta kasihmu
Tatkala detik makin berpacu..waktupun makin mendekat..
Hanya tangisan tuk menjawab panggilan…
Tubuhku bergetar…kepalaku berdenyut…
Hembusan angin bagaikan siluit menyapa mataku,wajahku…
Kutoleh sekeliling…sepi..diam membisu..
Tak seorangpun peduli…betapa dalam kehilanganmu…
Memandang lautan..mengurai kenangan
Bagaikan tusukan kepedihan yang menyayat…
Dalam siluit yang menjauh..
Ombak menyapa dalam damai…
Mengajak kita untuk menyentuhnya…
Kupeluk dirimu…
Dan tetesan airmata jatuh tatkala dirimu lari mengejar ombak..
Tawamu dan kebahagian terpancar dengan jelas…
Seolah lautan adalah duniamu…
Lambaian tanganmu…
Mengajaku untuk mengejarmu…
Namun…
Kakiku terasa kaku dan tubuhku membeku…
Aku tak bisa lari kepadamu…namun harus…harus..
Engkau menungguku dan memanggilku “Ayo renang Ree..!’
Perlahan namun pasti kuayunkan langkahku menujumu.
Kurasakan kehangatan air laut menyentuh tubuhku..
Engkau berenang mengelilingiku
Tawa dan kemesraan mewarnai kita…
Dan hatiku tersentak…
Wajahmu makin pucat dan membiru
dan tiba-tiba engkau diam membisu…
Kupeluk engkau dengan kuat…dan tangisku pecah
“Please…jangan tinggalkan aku,Luc…”Beri aku waktu bersamamu…
Dan realita menyadarkanku..pertemuan terakhir untuk kita…
*************
Andrealica Nhordeeniz
Hongkong,Januari 26 th 2012
(QS asy-Syu’araa’: 80). Artinya: jika aku ditimpa suatu penyakit maka tidak ada satupun yang mampu menyembuhkanku selain Allah Ta’ala, dengan sebab-sebab yang ditetapkan-Nya membawa kesembuhan bagiku”
“Tafsir Ibnu Katsir” (3/450).
Juga do’a Rosulullah yang berbunyi:
“Ya Allah Rabb (pencipta dan pelindung) semua manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkau adalah asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu, kesembukan yang tidak meninggalkan penyakit (lain)”
(al-Bukhari (no. 5311) dan Muslim (no. 2191).
Jadi Luc..kita harus optimis bahwa tidak ada satu pun yang mampu melakukan semua itu kecuali Allah Ta’ala semata, maka tidak ada kesembuhan penyakit selain kesembuhan dari-Nya dan tidak ada asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh) kecuali Dia,”kataku panjang lebar
“Terima kasih Ree..! Tetapi aku tidak ingin dirimu terjangkiti karenaku.Kau masih muda dan masih banyak harapan yang bisa kau raih sepeninggalku.
“Luc,saya ingin menjadi istrimu dunia dan akhirat.Saya tidak ingin laki-laki lain.Saya ingin menjadi bidadarimu di syurga kelak.Jadi izinkan saya merawatmu,menjagamu dan melimpahkan segenap kasih sayangku sebagai istrimu .Kita akan berlaku seperti tidak terjadi apa-apa diantara kita.Tak ada AIDS yang mampu memisahkan kita…!”ucapku seraya memeluknya…
***************
Spore,2001
Rintikan hujan senantiasa menyembunyikan tetesan air mataku…
Dan tatkala gemuruh petir menyambar..jiwaku terasa mati..
Masih bisakah dirimu mendengar suaraku?
Masih bisakah kusentuh kulitmu?
Masih bisakah kurasakan dekapan cinta kasihmu
Tatkala detik makin berpacu..waktupun makin mendekat..
Hanya tangisan tuk menjawab panggilan…
Tubuhku bergetar…kepalaku berdenyut…
Hembusan angin bagaikan siluit menyapa mataku,wajahku…
Kutoleh sekeliling…sepi..diam membisu..
Tak seorangpun peduli…betapa dalam kehilanganmu…
Memandang lautan..mengurai kenangan
Bagaikan tusukan kepedihan yang menyayat…
Dalam siluit yang menjauh..
Ombak menyapa dalam damai…
Mengajak kita untuk menyentuhnya…
Kupeluk dirimu…
Dan tetesan airmata jatuh tatkala dirimu lari mengejar ombak..
Tawamu dan kebahagian terpancar dengan jelas…
Seolah lautan adalah duniamu…
Lambaian tanganmu…
Mengajaku untuk mengejarmu…
Namun…
Kakiku terasa kaku dan tubuhku membeku…
Aku tak bisa lari kepadamu…namun harus…harus..
Engkau menungguku dan memanggilku “Ayo renang Ree..!’
Perlahan namun pasti kuayunkan langkahku menujumu.
Kurasakan kehangatan air laut menyentuh tubuhku..
Engkau berenang mengelilingiku
Tawa dan kemesraan mewarnai kita…
Dan hatiku tersentak…
Wajahmu makin pucat dan membiru
dan tiba-tiba engkau diam membisu…
Kupeluk engkau dengan kuat…dan tangisku pecah
“Please…jangan tinggalkan aku,Luc…”Beri aku waktu bersamamu…
Dan realita menyadarkanku..pertemuan terakhir untuk kita…
*************
Andrealica Nhordeeniz
Hongkong,Januari 26 th 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar