Jumat, 27 Januari 2012

SUARA MAHASISWA,Investasi dengan Budaya Membaca




Saturday, 28 January 2012
Pepatah Jerman pernah mengatakan: yang tidak unggul akan selalu tetap berada di belakang. Pepatah itu sekarang bukan sekadar kata lagi,melainkan sudah menjadi fakta keras yang diamini semua orang.


Menjadi unggul banyak sekali caranya. Para praktisi pendidikan telah menulis ratusan bahkan ribuan buku tentang itu. Tapi,menurut saya,baik itu secara kualitas maupun kuantitas, unggulnya individu dalam masyarakat ditentukan oleh sejauh mana wawasannya ketika hidup.Sumber wawasan paling besar dan paling murah diakses tak lain tak bukan adalah buku. Di mana buku mengajarkan tiap individu unggul dengan wisdomsyang terkandung di dalamnya.

Menciptakan budaya baca, khususnya pada rakyat miskin, adalah salah satu alternatif investasi di sektor pendidikan yang layak. Juga, menjadi kekuatan yang masif dan efektif sekiranya pemerintah kukuh, concern, dan konsisten di jalur ini. Kenapa sasarannya kepada rakyat miskin? Karena kelompok sosial inilah yang paling rentan untuk tetap tertinggal dibanding kelompok lainnya dalam strata masyarakat.

Penerapan budaya baca telah diterapkan oleh negara-negara maju seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Berkaca dengan negara yang telah maju, kekuatan pendorong utama kesejahteraan rakyat yaitu dari filosofi-filosofi, teladan, serta informasi yang didapat dari buku.Sebaliknya,anak-anak Indonesia sekarang menjadi generasi nol buku karena tidak pernah membaca satu buku pun dalam setahun.Sedangkan anak-anak Belanda ratarata membaca 30 buku per tahun.

Bayangkan bagaimana jauh tertinggalnya anak-anak Indonesia ini. Fungsi budaya baca terhadap kondisi masa depan Indonesia sekiranya yang paling memainkan peranan penting. Hal ini disebabkan budaya membaca di Indonesia adalah revolusi pendidikan dalam sistem pendidikan yang sebenarnya, di mana selama ini masih setengah hati dijalankan oleh pemerintah.

Pemerintah cenderung menyiapkan fasilitas dan buku (bahan mentah) dibandingkan dengan mendudukkan fondasi mindset membaca pada rakyat. Hal inilah yang satu-satunya bisa dijawab aktivitas budaya baca,khususnya pada rakyat miskin dan generasi muda. Membaca dengan sasaran rakyat miskin adalah solusi jitu dalam menciptakan fondasi intelektualitas dan manusia-manusia unggul Indonesia untuk 20-30 tahun ke depan. Inilah investasi jangka panjang yang meningkatkan kadar semua hal yang terkait majunya sebuah bangsa.

Dengan terimplementasinya budaya baca,komunitas-komunitas lokal di pelosok negeri akan memiliki alternatif berpikir yang didasari oleh sifat-sifat mandiri, kreatif, dan solutif. Penerapannya pun mudah karena budaya baca tidak memerlukan strategi dan kampanye yang berbelit-belit. ●

HENDRIKO FIRMAN
Mahasiswa Jurusan Sejarah
Universitas Andalas Padang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar