Sabtu, 10 Desember 2011

Gara-Gara El Clasico, Seorang Anak Di Angola Membunuh Ayahnya Sendiri




Belum juga El Clasico digelar, korban sudah jatuh. Korban bukanlah pemain Barcelona yang ditebas kaki kayu lini belakang Real Madrid.
El Clasico
Korban bukan pula pemain Real Madrid yang diberi kartu merah karena kubu El Barca sering menyelam. Melainkan, seorang ayah di Angola yang dibunuh anaknya sendiri gara-gara berdebat tentang El Clasico.
Ya, sebuah hal yang mengenaskan terjadi di belahan negara Afrika tersebut. Seorang anak berusia 17 tahun, naik pitam. Sang ayah yang berusia 48 tahun, berdebat panjang tentang El Clasico dan musik Angola.
Perdebatan ini berlanjut dengan perkelahian antara ayah dan anak ini hingga keduanya lepas kendali. Akhirnya, sang anak mengangkat pistol dan menyelesaikan debat dengan caranya sendiri. Ia dikabarkan menembakkan timah panas ke arah ayahnya dua kali di halaman rumah.
Sang ayah terkapar tewas sementara anaknya kabur dengan pistol yang digunakan untuk membunuh ayahnya sendiri.
Kabar tak mengenakkan ini sangat mengganggu persiapan El Clasico. Sepakbola seharusnya menjadi penebar kedamaian di seluruh dunia.
Bahkan, sebenarnya laga El Clasico tak “sepanas” yang dibayangkan orang. Beberapa pemain Barcelona dan Real Madrid dapat bercakap-cakap dengan ramah di luar panasnya pertandingan. Barcelona dan Real Madrid sendiri baru saja merapatkan barisan untuk memerangi kelaparan di Afrika.
Angola sendiri merupakan negara medioker di Afrika. Mereka baru sekali lolos ke Piala Dunia, yaitu saat turnamen terakbar itu diadakan di Jerman pada 2006.
Sementara, Angola tengah membidik Piala Afrika 2012 yang gelarannya akan diadakan di Gabon dan Guinea Katulistiwa pada 21 Januari hingga 12 Februari 2012 mendatang. Salah satu andalan Angola adalah penyerang Manucho yang bermain di Real Valladoid musim ini.
Published On: Sat, Dec 10th, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar