Rabu, 28 Desember 2011

1001 Burung Kertas

Reo dan July adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga July berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Reo hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan. Dalam kehidupan mereka berdua, Reo sangat mencintai July. Reo telah melipat 1000 buah burung kertas untuk July dan July kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Reo telah menuliskan harapannya kepada July. Banyak sekali harapan yang telah Reo ungkapkan kepada July. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi July dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada July. 


Suatu hari Reo melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Reo berkata kepada July: “ July, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua !“ 

Saat mendengar Reo berkata demikian, menangislah July. Ia berkata kepada Reo : “ 
Reo, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan 
untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata 
orang tuaku!” Saat mendengar itu Reo pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai 
marah kepada July. Ia mengatai July matre, orang tak berperasaan, kejam, dan 
sebagainya. Akhirnya Reo meninggalkan July menangis seorang diri. 


Reo mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses 
dan hidup berhasil. Sikap July dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam 
Sebulan usaha Reo menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana 
ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan 
yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. 
Sekarang tak seorangpun tak kenal Reo, ia adalah bintang kesuksesan. 


Suatu hari Reo pun berkelilingkotadengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang 
suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh 
dan tidak terawat. Reo pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya 
dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua July. Reo mulai berpikir untuk 
memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat 
kuat. Reo membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua July. 

Reo sangat terkejut ketika didapati orang tua July memasuki sebuah makam yang 
dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto July 
dalam makam itu. Reo pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam 



July untuk menemui orang tua July. Orang tua July pun berkata kepada Reo :”Reo, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan July yang terkena kanker rahim ganas. July menitipkansebuahsuratkepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”Orang tua July menyerahkan sepucuksuratkumal kepada Reo.Reo membacasuratitu. “Reo, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkenakanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan halini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupansentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran.Aku tahu semua tabiatmu Reo, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu
Reo................................

July “ Setelah membacasuratitu, menangislah Reo. Ia telah berprasangka terhadapJuly begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati July teriris-iris ketika iamencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapaJuly kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapaJuly mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebihmemilih untuk menganggap July sebagai orang matre tak berperasan.July telahberkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita

Diceritakan ulang oleh

Thomas KMK St Petrus
Email:my_real_heart@yahoo.com






http://www.processtext.com/abclit.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar