Minggu, 20 November 2011

Kota Panjang Umur Berubah Jadi Kota Kanker


lansia 2 ts dlm4 Kota Panjang Umur Berubah Jadi Kota Kanker



Sebuah kota di bagian timur Provinsi Shandong China terkenal dengan sebutan ‘kota panjang umur’ karena banyak penduduk lanjut usianya yang berumur panjang. Tapi kota tersebut kini telah berubah julukan menjadi ‘kota kanker’.
Kota tersebut dapat julukan ‘kota kanker’ sejak banyak terjadi kematian akibat kanker selama 3 tahun terakhir di lebih dari 30 desa. Korban-korban yang meninggal tersebut diyakini telah jatuh sakit karena kanker setelah menghirup senyawa beracun dari bahan kimia yang dibuang secara ilegal oleh industri.
“Insiden kanker tersebut beberapa kali lebih tinggi dari normalnya dan telah terjadi di beberapa desa di Laizhou. Laizhou adalah kota kabupaten di provinsi Shandong,” kata seorang dokter di Yantai, sebuah kota pesisir di Laizhou seperti dilansir dari ShanghaiDaily, Rabu (16/11/2011).
Warga mengaku harus menutup mata dan hidung dengan handuk basah ketika tidur agar tidak mencium bau zat kimia tersebut. “Bau zat kimia yang kuat ini telah dihirup selama 8 tahun terakhir,” kata salah satu warga di Desa Haicangyi.
Bau kimia tersebut diklaim telah menyebabkan antara lain:
1. Iritasi mata
2. Iritasi hidung
3. Iritasi tenggorokan, yang dapat membuat para penduduk tersedak di malam hari
“Bau bahan kimia tersebut cukup beracun, karena terkontaminasi gas fenol, yang berasal dari limbah kimia pertanian. Bau bahan kimia tersebut telah menyebabkan kanker pernapasan, kanker darah, dan kanker hati,” kata seorang ahli perlindungan lingkungan di Yantai pada surat kabar.
Pabrik Shandong Keyuan Pharmaceutical Co Ltd dan Laizhou Tengfei Pharmaceutical Co Ltd yang keduanya terletak di dekat desa dituding telah menyebabkan polusi tersebut. Kedua pabrik kimia tersebut dilaporkan telah memproduksi 2, 4-Dichlorophenoxyacetic acid (2, 4-D), tetapi tanpa lisensi atau izin.
Senyawa 2, 4-Dichlorophenoxyacetic acid (2, 4-D) adalah herbisida atau pestisida sistemik yang umum digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun. Herbisida tersebut paling banyak digunakan di dunia dan jadi herbisida ketiga paling umum yang digunakan di Amerika Utara.
Herbisida tersebut merupakan auksin sintetik yang merupakan hormon tanaman dan karena itu sering digunakan di laboratorium untuk penelitian tanaman dan sebagai suplemen dalam media kultur sel tanaman seperti media MS.
Pihak Qu Jaingsheng dan CEO Shandong Keyuan telah mengakui pihaknya memang memproduksi pestisida namun menolak untuk mengambil tanggung jawab atas insiden kanker yang terjadi pada banyak desa.
“Saya telah berada di industri kimia selama lebih dari 30 tahun, tetapi sampai sekarang saya masih begitu sehat. Hal tersebut normal bagi pabrik kimia yang telah membuang air limbah dan telah menyebabkan bau bahan kimia, sama seperti restoran,” katanya.
Namun menurut seorang karyawan Shandong Keyuan yang tidak disebutkan namanya, pabrik kimia itu memang tidak pernah memproses limbah kimianya tetapi langsung dibuang di Teluk Laizhou di dekatnya.
“Penduduk desa mengatakan mereka telah menerima 700 yuan (US$ 110) untuk satu tahun sebagai kompensasi dari pabrik kimia tersebut, di bawah perintah dari pemerintah Kota Tushan,” kata para penduduk desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar