Jumat, 27 April 2012

Alkisah Kura-kura yang Belajar Berlari


Written by Zoom-Indonesia



Di tepian sungai sebuah hutan, tampak seekor Kura-kura sedang berjalan di sana. Mendekatlah tupai, sahabtanya.

“Selamat pagi, kawanku Kura-kura. Apa kabar?”

“Selamat pagi Tupai. Yah beginilah aku, jalanku masih lambat dan tidak bisa berlari secepat dirimu,” jawab si Kura-kura dengan suara iri.

Si Tupai melanjutkan berkata, “Kawan, seisi hutan sedang resah. Raja hutan sedang mengerang kelaparan dan mulai mencari mangsa. Aduh, giliran siapa ya, yang akan menjadi santapannya kali ini? Jujur saja, aku kasihan padamu! Jalanmu begitu lambat, pasti akan menjadi korban empuk baginya.”

Dengan nada memelas Kura-kura berkata, “Kawan, tolong ajari aku cara berlari cepat sepertimu agar aku bisa menyelamatkan diri bila hendak dimangsa oleh raja hutan.”

Si Tupai setuju dan sejak saat itu, Kura-kura rajin berlatih berlari cepat seperti yang diajarkan oleh Tupai.

Hingga suatu hari, sang raja hutan berada tak jauh dari si kura-kura. Melihat jalan si kura-kura yang menurutnya aneh, si raja hutan hanya mengikuti sambil mengeluarkan suara erangan dan mempermainkan kuku kakinya. Lalu, karena ketakutan yang luar biasa, Kura-kura akhirnya menghentikan usaha berlarinya. Diapun menarik seluruh anggota tubuhnya ke dalam tempurung, terdiam memejamkan mata dan pasrah kepada nasib—menunggu eksekusi dari si raja hutan.

Tempurung kura-kura yang diam seperti batu bukanlah benda yang asyik untuk dimainkan, juga bukan barang yang nikmat untuk dimakan. Maka, tidak lama kemudian si raja hutan pun meninggalkan kura-kura.

Kera di atas pohon pun berteriak nyaring ke Kura-kura, “Hai kura-kura, bangunlah!! Bahaya sudah berlalu!”

Serasa tidak percaya, Kura-kura perlahan menjulurkan kepalanya melihat ke arah Kera, “Huah! Aku selamat!”

“Benar, kau selamat! Kau sungguh sangat beruntung karena tempurung perlindunganmu menempel di tubuhmu. Jika ada bahaya mengancam, kau tidak perlu lari cepat-cepat seperti kami! Maka, tidak perlu belajar berlari cepat seperti Tupai dan memanjat pohon seperti kami.”

Sambil tertunduk malu, Kura-kura menjawab, “Ya, benar! Terima kasih atas nasihatmu, kawan. Sekarang aku tahu, tidak ada yang perlu disesali karena menjadi seekor kura-kura. Tidak harus menjadi seperti yang lain. Ternyata, aku juga makhluk yang memiliki kelebihan istimewa, yang tidak dimiliki oleh lainnya!”

Setiap orang dilahirkan ke dunia, pasti punya manfaat. Juga, pasti memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, jika kita hanya berfokus pada kelebihan orang lain atau pada kelemahan diri kita sendiri, maka keyakinan dan kepercayaan diri kita sulit dikembangkan.

Sekecil apapun kemampuan kita pada awalnya, jika kita fokus dan penuh kesungguhan hati mengembangkannya, keyakinan dan kepercayaan diri kita akan tumbuh dengan sehat, serta membawa kita pada kemenangan dan kesuksesan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar