Jumat, 27 April 2012

Fabel Unta dan Lalat

Written by Zoom-Indonesia

Suatu pagi, seekor unta dan majikannya berangkat menempuh perjalanan melintasi padang gurun. Muatan unta sangat berat.

Sepanjang jalan, seekor lalat terbang mendekat dan hinggap di atas punggung unta. Unta tidak menyadarinya. Namun, duduk di atas punggung unta, nun jauh di atas tanah, membuat lalat bagaikan sang ratu yang sedang menempuh perjalanan dalam kemegahan.

Malam itu, unta dan majikannya berhenti di sebuah penginapan. Majikan menuntun untanya ke sebuah kandang dan mulai menurunkan muatannya dari punggung unta. Begitu majikan mulai menurunkan muatan, lalat terbang berputar-putar di depan wajah unta.

Unta berpikir bahwa lalat itu berasal dari kandang. ”Lalat tidak sopan!” pikir unta. “Kurasa dia pikir dia pemilik kandang ini dan aku harus menunjukkan sikap hormatku padanya.”

“Halo,” sapa lalat dengan sopan. ”Aku baru saja turun dari punggungmu. Terima kasih sudah memberiku tumpangan.”

Unta terkejut, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Mulailah unta mengunyah jerami yang terletak di tanah, di sampingnya. Dipandanginya lalat, lalu ia mengedip-ngedipkan matanya berulang kali.

Lalat pikir, unta sangat marah padanya dan ia merasa harus meminta maaf. ”Sepertinya kau letih sekali. Maaf ya, kuharap aku tidak menganggumu dengan bobot tambahan di punggungmu.”

“Oh, tidak apa-apa,” kata unta, “Sebab aku bahkan tidak merasakan apa-apa waktu kamu turun.” Sementara unta asyik mengunyah jerami, lalat terbang jauh, dan jelas-jelas lalat merasa bodoh sekali. Begitupun unta, ia malu pada dirinya sendiri dan berusaha terlihat tenang, padahal ia baru saja berpikir buruk tentang lalat itu.

Seringkali, kita berpikir spontan tentang orang lain yang belum kita kenal. Dan seringkali pula, kita berpikir negatif. Ungkapan umum ‘tak kenal maka tak sayang’ rasanya memanglah tidak berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar